Tampilkan postingan dengan label Wisata Eropa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Eropa. Tampilkan semua postingan

Mengintip Keindahan Sevilla, Kota Kaya Arsitektur Klasik di Spanyol


Melancongyuk - Spanyol memang selalu menarik untuk dikunjungi. Negara latin yang kaya sejarah dan budaya ini punya banyak keindahan yang menarik untuk dijelajahi. Sebut saja Toledo, Madrid, atau Ibiza.

Namun, selain itu, ternyata ada lagi kota indah yang disimpan Spanyol. Adalah Sevilla, ibu kota Andalusia yang mendapat kehormatan menjadi kota yang wajib dikunjungi tahun ini versi Lonely Planet. Tidak tanggung-tanggung, Sevilla mendapat peringkat pertama di situs jalan-jalan legendaris tersebut.

Dilansir Huffington Post, kota di selatan Spanyol itu mendapat peringkat pertama, karena menjadi kota yang ramah pengendara sepeda dan kaya keindahan budaya lokal.


Meski hanya memiliki luas 140 kilometer persegi, atau setara dengan luas Jakarta Selatan, Sevilla memiliki nuansa arsitektur yang beragam. Mulai dari bangunan bergaya baroque, renaissance, mudejar, neo-klasik, hingga kontemporer bisa kamu temukan di sana.

Bagi yang menyukai serial film Game of Thrones, Sevilla harus menjadi salah satu kota yang masuk dalam bucket list kamu ketika berkunjung ke Spanyol. Hal ini karena Sevilla menjadi lokasi syuting di GOT musim kelima dan musim ketujuh.

Pada serial legendaris tersebut, Sevilla tampil lewat The Alcazar Palace and Gardensnya. Dengan keindahan bangunan dan tamannya, Sevilla memukau penonton sebagai istana milik House Martell of Sunspear di Dorne yang dinamai Water Gardens.


Istana megah yang memakan waktu pembangunan selama 100 tahun ini bergaya Mudejar. Mudejar adalah gaya arsiktektur yang merupakan perpaduan arab dengan gothic. Selain itu, Sevilla juga terkenal karena katedralnya yang megah, yaitu La Catedral.

La Catedral merupakan katedral bergaya Gothic terbesar di dunia dan juga katedral terbesar ketiga di dunia, setelah St. Paul di London dan St. Peter Basilica di Italia. Katedral megah tersebut juga menjadi salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO.

Ada juga Plaza de Espana, alun-alun kota yang sempurna bagi kamu yang ingin menikmati sensasi traveling sambil menikmati budaya lokal.

Di tempat ini, kamu bisa menemukan pemukiman penduduk, pasar, gereja, hingga bar lokal yang bisa disambangi untuk menikmati sensasi kedekatan dengan penduduk lokal. Plaza de Espana sendiri dibangun dengan perpaduan nuansa mudejar dan renaissance.


Kamu juga bisa berkeliling dengan menggunakan sepeda. Sevilla menyediakan fasilitas sewa sepeda yang bisa kamu manfaatkan. Ditambah lagi, jalur sepeda yang aman dan nyaman untuk kamu pakai berkendara.

Selain itu, sempatkan juga untuk menyambangi Parque Maria Luisa yang indah. Pada bukan April hingga September, Plaza de Espana biasanya ramai dengan turis, karena bulan tersebut merupakan waktu terbaik menikmati Sevilla yang bercuaca hangat.
Kota yang akan menjadi lokasi European Film Awards 2018 itu juga merupakan tempat lahir dari pelukis ternama Bartolome Esteban Murillo.
Pelukis bergaya Baroque ini merupakan salah satu pelukis yang karyanya dapat kamu temukan di museum terkemuka, seperti di Musee de Louvre, Prancis.

Saat berkunjung ke Sevilla, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan Flamenco dancing, yaitu pertunjukan musik dan tarian khas yang menjadi ciri negara Amerika Latin yang berkembang mulai abad ke-14.

Dan juga kesempatan mencoba berbagai varian tapas, hidangan tradisional Spanyol yang dihidangkan dalam porsi kecil. Dimakan sebagai snack atau makanan penutup, tapas hadir dalam berbagai bentuk, seperti ensaladilla, calamari, dan paella.

Pulau Lofoten, Pulau Terpencil di Norwegia yang Jadi Surganya Pecinta Fotografi



Melancongyuk - Di beberapa negara, pulau-pulau yang terpencil biasanya tidak banyak dikenal orang. Mereka cenderung mengenal pulau wisata yang dikunjungi banyak wisatawan asing tiap harinya. Tapi beda dengan pulau terpencil yang ada di Norwegia ini yang justru menjadi surga bagi mereka para pecinta fotografi. Pulau ini bernama Pulau Lofoten. Terletak di atas lingkaran Arctic yang ada di sebelah barat laut Norwegia, pulau ini menawarkan keindahan pantai pasirnya, kabin-kabin dengan warna merah menggemaskan serta teluk yang terbuat dari lelehan gletser yang tidak tersedia di pulau-pulau lain. Nah, di Pulau Lofoten ini ada beberapa tempat juara yang jangan sampai kamu kelewatan pas kamu mau mendapat spot foto alam terbaik. Simak ya. 

1. Melakukan road trip di Lofoten 


Pulau Lofoten mempunyai banyak jembatan dan terowongan yang menghubungkan satu tempat dan tempat yang lain yang bisa kamu jelajahi. Dengan road trip ini kamu bisa melewati pegunungan berselimut salju dengan pepohonan di kaki gunung. Gila, kamu nggak akan menyangka kamu bisa menjelajahi tempat sekeren ini. Tapi ketika kamu ingin melakukan road trip di saat musim dingin kamu harus hati-hati banget karena kondisi cuaca di sana mudah berubah dan berkendara bisa jadi hal yang sangat berbahaya. 

2. Mengunjungi desa A


Dibaca dan dieja dengan kata “Aw”, desa yang kecil ini sangat terkenal loh! Desa ini terletak di ujung selatan semenanjung Lofoten. Nggak sedikit orang yang rela mengunjungi tempat ini menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berfoto di desa ini. Desa yang terletak di bawah gunung ini mempunyai latar yang bagus banget untuk foto-foto nih. 

3. Menghabiskan waktu di Pulau Hamnoy


Nah, kalau kamu mencari tempat buat berfoto-foto yang paling ikonik di Lofoten, Pulau Hamnoy jawabannya. Pulau Hamnoy adalah sebuah pulau kecil dan juga desa yang terletak di dekat teluk yang terbuat dari lelehan gletser yang disebut Reinefjord. Di pulau ini ada kabin-kabin kayu berwarna merah, tentunya dengan pegunungan besar sebagai latarnya, yang kamu bisa tinggali. Kabin-kabin ini disebut Eliassen Rorbuer. 

4. Mendaki Pantai Kvalvika 


Pantai Kvalvika adalah pantai yang jauh yang ada di ujung Moskenesøya. Kenapa disebut mendaki? Karena kamu harus menghabiskan setidaknya 1 jam mendaki melewati pegunungan untuk bisa menginjakkan kaki di salah satu pantai terindah. Di musim dingin pasir pantai akan tertutup salju sedangkan di musim panas kamu bisa berkemah di sana. Tapi meskipun pantai ini tertutup salju, masih keren banget loh! 

5. Menginap di Kabin Rorbuer

Bisa dibilang gaya arsitektur khas Pulau Lofoten adalah adanya kabin-kabin rorbuer. Kabin ini mengubah lanskap yang biasa saja menjadi spot foto yang Instagenic banget. Awalnya kabin ini dibuat untuk melindungi para nelayan dan hasil laut mereka. Sekarang kabin ini sudah beralih fungsi menjadi tempat menginap berwarna cantik untuk para turis meskipun terhitung mahal. 

6. Menikmati matahari terbenam


Karena letaknya yang ada di sebelah utara Lingkaran Arctic, tentinya banyak hal yang bisa dinikmati dan diabadikan di balik lensa kamera. Di Pulau Lofoten ini kamu bisa menikmati matahari terbit dan matahari tenggelam yang bertahan selama berjam-jam yang nggak cuma mengubah warna langitnya saja tapi juga warna tanah dan lautnya.
Bagi kamu yang hobi banget traveling photography, Pulau Lofoten ini bisa jadi salah satu destinasi wisata yang nggak boleh dilewatkan. Kapan lagi bisa melihat semua keindahan alam di satu tempat? 

Moschea di Roma, Masjid Terbesar di Dunia Barat


Melancongyuk - Di tengah masyarakat Roma yang mayoritas menganut Katolik, ternyata ada masjid menawan yang bernama Moschea di Roma. Berlokasi di Parioli, Kota Roma atau sekitar 10 km dari Vatikan, masjid yang diklaim terbesar di dunia barat ini memiliki luas mencapai 30.000 meter persegi, yang mampu menampung hingga 12.000 orang.

Menurut catatan sejarahnya, masjid ini didirikan oleh Muhammad Hasan, seorang pangeran yang diasingkan dari Afghanistan dan pembangunannya dibiayai oleh Raja Faisal dari Arab Saudi. Proyek pembangunannya kemudian dirancang oleh arsitektur berkebangsaan Italia, yaitu Paolo Portoghesi, Vittorio Gigliotti, dan Sami Mousawi.

Penantian 10 Tahun

Pembangunan masjid sendiri memakan waktu lebih dari sepuluh tahun. Tanah masjid merupakan sumbangan dari Dewan Kota Roma yang diberikan pada 1974, namun pembangunan baru bergulir pada 1984, dan peresmiannya dilakukan pada 21 Juni 1995.

Bukan tanpa hambatan, pembangunan masjid juga sempat mendapat penolakan dari berbagai pihak, namun setelah Paus Yohanes paulus II memberikan restunya, proyek pembangunan masjid akahirnya berjalan lancar. Hanya saja dengan catatan yang perlu disepakati bersama, yaitu perancang masjid perlu memperpendek ketinggian menara sekitar satu meter di bawah kubah St Peter.

God is Light

Dengan gaya arsitektur Romawi tradisional, bangunan masjid diintegrasikan dengan kawasan hijau yang ada di sekitarnya, sehingga memunculkan nuansa mediatif. Sementara dekorasi interiornya menggunakan ubin dengan warna-warna terang bertemakan “God is Light”.

Tak hanya itu, interior masjid juga dilengkapi mosaik yang menciptakan efek optik. Sementara lantainya tertutup karpet persia yang sangat lembut dengan pola geometris. Hasilnya pemandangan di dalam masjid menjadi sangat menakjubkan dengan cahaya yang berulang dan pola geometris yang membuat jamaah menjadi nyaman saat berada di dalam.

Selain menjadi tempat ibadah, menurut informasi yang dikutip dari laman halaltrip, Rabu (23/5/2018), masjid ini juga berfungsi menjadi tempat layanan sosial budaya yang menghubungkan umat Islam dengan masyarakat umum. Tak hanya itu, Masjid Roma juga menjadi pusat pendidikan Islam di Italia, layanan pemakaman, pameran, konvensi, bahkan upacara pernikahan. 


Desa yang Kecanduan Kereta Gantung

Kereta gantung khas Lembah Engelberg (bbc.com)

Melancongyuk - Bagi keluarga petani di Engelberg, Swiss, kereta gantung bukan untuk liburan apalagi sekadar hiburan.

Hidup di wilayah Lembah Engleberg yang curam, penduduk lokal kesulitan menuntaskan segenap pekerjaannya jika cuma berjalan kaki. Sementara jalan utama untuk mobil tua tak dapat diandalkan maka kereta gantung jadi satu-satunya pilihan.

Sebetulnya mereka dapat saja menaiki helikopter, tetapi biayanya pasti tak murah. Toh, terlalu berlebihan jika mereka menaiki helikopter cuma untuk mengangkut jerami atau kayu bakar.

Lantas, saking akrabnya dan memang telah sejak lama berkendara dengan kereta gantung, para petani di Engelberg pun mendapat julukan Buirabahnli, yang dalam bahasa Jerman berarti 'petani kereta gantung'.

Dalam 10 tahun terakhir, Lembah Engelberg sebetulnya telah mengalami penurunan jumlah kereta gantung dari 100 menjadi hanya sekitar 40 unit saja. Pemerintah mulai memindahkan jalur-jalurnya, terutama yang dianggap berbahaya bagi penerbangan helikopter.

Asyiknya, Buirabahnli juga memperbolehkan para pendaki untuk menaiki kereta gantung mereka dengan sedikit biaya tambahan. Pemandangan di sana memang indah dinikmati dari atas kereta gantung. Selengkapnya

Selfie Hunter? Yuk, ke Kampung Eropa yang Lagi Hits


Melancongyuk - Ada kabar baru dari Kota Bogor. Kali ini, tentang wisata kekinian yang sedang ramai diperbincangkan, yakni Kampung Eropa dengan ratusan spot swafoto. Wisata kekinian dengan aneka spot foto memang selalu menjadi incaran. Alasannya, tak lain karena berbagai latar belakang foto ini sangat cantik untuk dipamerkan di media sosial.

Kampung Eropa ini, berada di kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR) dan letaknya di belakang Rumah Air dan di depan Aston Bogor Hotel & Resort. Namanya Devoyage. Wisata bertemakan Kampung Eropa yang punya lebih dari 150 spot foto kekinian. Devoyage punya tagline ”Holiday, Selfie, and Foodies” ini memang menghadirkan suasana berbeda.


Pengunjung dimanjakan dengan puluhan bangunan lucu dan berwarna-warni yang cocok bagi para pemburu selfie. Selain, tentunya berbagai aktivitas menarik yang bisa dilakukan di tempat ini. Ada tiga jenis wahana yakni kuliner, games, dan souvenir.

Kepala Wahana Devoyage Eki Tanjung memaparkan, selain bisa berkunjung ke aneka bangunan unik warna-warni serta mural yang cantik, Anda bisa coba berbagai kuliner Devoyage. Ada De Resto yang berada tepat di area pintu masuk Devoyage.


Sisi kanan kawasan tersebut, Anda akan menemukan restoran dengan aneka hidangan lezat berbalut bangunan hitam yang modern. Lalu aneka pilihan kuliner di dalam Devoyage juga bisa dicoba, seperti Coffe Table, produk pastry, street food, hingga pojok es krim.

Devoyage menjadi penyegaran bagi Kota Bogor. Menambah wisata lain untuk dikunjungi, apalagi bagi penggemar swafoto. Di atas lahan seluar 1,8 hektar, Devoyage tawarkan hingga 150 spot foto. "Ya, kita punya sekitar 150 titik foto yang instagramable dan mural sekitar 20 spot,” tambah Eki.

Di depan area tiket, Anda akan langsung bertemu dengan ikon Kota Paris. Ya, di sini ada Menara Eiffel yang sangat cantik. Apalagi kala malam hari, menara ini akan dipenuhi dengan lampu yang membuatnya semakin insta-genik.


Lalu ada jembatan yang membawahi danau kecil dan sesekali dilewati pengunjung yang bermain kano. Titik tak jauh dari Menara Eiffel, Anda akan bertemu dengan kincir angin. Bentuk yang biasa ditemui di rumah-rumah tradisional negara Belanda. Di sini, titik yang paling tepat mendapatkan latar belakang kincir angin yang menawan.

Hampir semua titik bangunan buatan berwarna-warni lengkap dengan ornamennnya cukup unik dan mirip dengan nuansa Eropa. Tak salah memang jika ada ratusan titik swafoto di Devoyage, namun yang paling favorit adalah dua wahana yang disebutkan tadi.

Menara Eiffel dan Kincir Angin khas Belanda. Bagi Anda yang ingin total ‘berada’ di Eropa sesungguhnya, Devoyage juga punya studio foto lengkap dengan busana tradisionalnya. Satu orang dikenakan tarif 35 ribu untuk berfoto dalam tiga background yang berbeda. (Sportourism)

Planetarium Tertua di Dunia Ada di Belanda


Melancongyuk - Astronom amatir Belanda Eise Eisinga berhenti sekolah pada usia 12 tahun, tapi dia membangun model sistem tata surya yang sempurna di ruang tamunya. Ada sedetik kesunyian yang muncul saat atmosfer ruangan berubah dari perenungan menjadi rasa tidak percaya.

"Bagaimana bisa?" kata seorang pengunjung, sambil menunjuk ke langit-langit ruang tamu.

"Apakah ini masih akurat?" kata pengunjung lain.

"Kenapa saya tidak pernah mendengar ini sebelumnya?" kata rekannya.

Sambil mendongak ke atas, saya juga tak bisa mempercayainya.

Di atap kayu di atas kepala kami, ada model skala semesta kita, dicat dengan emas yang berkilau dan biru tuan yang mengilap. Ada Bumi, sebuah bola emas yang bergantung dari kawat yang nyaris tak terlihat.

Di sebelahnya, matahari, berbentuk bintang yang terbakar, berkilau seperti hiasan Natal. Lalu Merkurius, Venus, Mars, dan bulan-bulannya secara berturutan, tergantung dalam jalur eliptis yang menempel di langit-langit.

Semuanya berkilau di satu sisi, menggambarkan terangnya matahari, sementara di jarak yang lebih jauh, di lingkar luar, adalah planet-planet terluar, Jupiter dan Saturnus. Sementara posisi bulan, yang digunakan untuk menentukan posisi zodiak, melengkapi sistem model tersebut.

Ilmu sains abad pertengahan di balik Planetarium Royal Eise Eisinga cukup mencengangkan siapapun yang melihatnya. Tersembunyi di salah satu rumah di pinggir kanal di kota kecil Franeker, di provinsi barat laut Friesland, ini adalah planetarium tertua dunia yang masih berjalan.

Astronomi Barat berasal dari Mesopotamia Kuno, di sepanjang lembah sungai Tigris dan Eufrat. Tapi seorang astronom amatir — Eise Eisinga — menjebak tata surya di ruang tamunya. Dan perhitungan yang digunakannya sampai hari ini masih akurat.

Seakurat apa? Lihat ke atas, dan semua planet, bintang, matahari dan bulan berada di tempat yang tepat seperti seharusnya, meski jaraknya dikurangi dalam skala satu triliun, artinya 1mm dari langit-langit itu mewakili jarak satu juta km.

Jupiter butuh 12 tahun untuk mengelilingi matahari. Saturnus, 29 tahun. Uranus, Neptunus dan Plato tidak ada di sini karena planet-planet itu belum ditemukan saat Eisinga menyelesaikan model skala sistem tata surya yang dibangunnya pada 1781.

Meski begitu, ini menakjubkan: sebuah teater Barok bagi para pengamat bintang, menjadi perhiasan di ruang tamu dari rumah sederhana seorang penyisir wol yang hidup tak lama setelah Zaman Keemasan Belanda. Dan semuanya merupakan pencapaian yang tak terbayangkan mengingat Eisinga berhenti sekolah pada usia 12.