Melancongyuk - Astronom amatir Belanda Eise Eisinga berhenti sekolah pada usia 12 tahun, tapi dia membangun model sistem tata surya yang sempurna di ruang tamunya. Ada sedetik kesunyian yang muncul saat atmosfer ruangan berubah dari perenungan menjadi rasa tidak percaya.
"Bagaimana bisa?" kata seorang pengunjung, sambil menunjuk ke langit-langit ruang tamu.
"Apakah ini masih akurat?" kata pengunjung lain.
"Kenapa saya tidak pernah mendengar ini sebelumnya?" kata rekannya.
Sambil mendongak ke atas, saya juga tak bisa mempercayainya.
Di atap kayu di atas kepala kami, ada model skala semesta kita, dicat dengan emas yang berkilau dan biru tuan yang mengilap. Ada Bumi, sebuah bola emas yang bergantung dari kawat yang nyaris tak terlihat.
Di sebelahnya, matahari, berbentuk bintang yang terbakar, berkilau seperti hiasan Natal. Lalu Merkurius, Venus, Mars, dan bulan-bulannya secara berturutan, tergantung dalam jalur eliptis yang menempel di langit-langit.
Semuanya berkilau di satu sisi, menggambarkan terangnya matahari, sementara di jarak yang lebih jauh, di lingkar luar, adalah planet-planet terluar, Jupiter dan Saturnus. Sementara posisi bulan, yang digunakan untuk menentukan posisi zodiak, melengkapi sistem model tersebut.
Ilmu sains abad pertengahan di balik Planetarium Royal Eise Eisinga cukup mencengangkan siapapun yang melihatnya. Tersembunyi di salah satu rumah di pinggir kanal di kota kecil Franeker, di provinsi barat laut Friesland, ini adalah planetarium tertua dunia yang masih berjalan.
Astronomi Barat berasal dari Mesopotamia Kuno, di sepanjang lembah sungai Tigris dan Eufrat. Tapi seorang astronom amatir — Eise Eisinga — menjebak tata surya di ruang tamunya. Dan perhitungan yang digunakannya sampai hari ini masih akurat.
Seakurat apa? Lihat ke atas, dan semua planet, bintang, matahari dan bulan berada di tempat yang tepat seperti seharusnya, meski jaraknya dikurangi dalam skala satu triliun, artinya 1mm dari langit-langit itu mewakili jarak satu juta km.
Jupiter butuh 12 tahun untuk mengelilingi matahari. Saturnus, 29 tahun. Uranus, Neptunus dan Plato tidak ada di sini karena planet-planet itu belum ditemukan saat Eisinga menyelesaikan model skala sistem tata surya yang dibangunnya pada 1781.
Meski begitu, ini menakjubkan: sebuah teater Barok bagi para pengamat bintang, menjadi perhiasan di ruang tamu dari rumah sederhana seorang penyisir wol yang hidup tak lama setelah Zaman Keemasan Belanda. Dan semuanya merupakan pencapaian yang tak terbayangkan mengingat Eisinga berhenti sekolah pada usia 12.
Planetarium Tertua di Dunia Ada di Belanda
4/
5
Oleh
MIR