Masjid Addas di Thaif, Arab Saudi (Foto: media center haji) |
Adalah Addas, pemuda Kristen yang menghampiri Nabi Muhammad SAW saat melepas lelah di kebun kurma dalam perjalanan ke Thaif. Nabi yang saat itu berteduh karena dikejar-kejar orang Quraisy Mekah yang tak menghendaki dakwahnya, beristirahat di salah satu kebun kurma milik seorang Kristen.
"Siapa namamu. Apa agamamu," kata Muhammad kala itu. "Addas namaku. Aku mengikuti agama yang dibawa Nabi Yunus," terangnya. Muhammad yang tampak bersemangat lalu menjawab, "Yunus itu saudaraku (sesama Nabi)."
Setelah berdialog, Addas kemudian menyatakan memeluk agama baru yang dibawa Nabi Muhammad, yaitu Islam.
Lokasi pertemuan Nabi Muhammad dengan pemuda Addas itu kini masih utuh bekasnya. Masyarakat menandai lokasi itu dengan membangun masjid yang dikenal dengan nama Masjid Addas.
Berada di tengah kebun anggur yang berhimpitan dengan rumah-rumah penduduk, Masjid Addas berdiri kokoh dengan kondisi yang meski kecil dan tempat salatnya sempit, ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari rerata rumah penduduk. Posisinya tidak jauh dari Wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif.
Tak ada yang istimewa dengan Masjid Addas, kecuali menyiratkan jejak perjuangan Nabi Muhammad kala membawa misi agama baru bagi jazirah Arab, Islam. Berbeda dengan masjid-masjid di Madinah dan Mekah yang sangat familiar bagi jemaah Indonesia, jejak Nabi di Thaif tak banyak diketahui.
Kiai Asep Saifuddin Halim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet, Kamis siang 7 September 2017, membawa jemaah haji berziarah ke Thaif.
Menurutnya, tidak ada jemaah Indonesia yang ke Thaif. Rata-rata KBIH mengajak jemaah berziarah ke Jeddah setelah pelaksanaan haji selesai
"Thaif belum menjadi tujuan ziarah. Mungkin belum dikenal. Tapi juga karena pimpinan KBIH tidak punya link dengan agen-agen travel di sini," ujar Kiai Asep.
Menurut Asep, sebenarnya banyak lokasi ziarah bagus di Thaif. Selain Masjid Addas, ada jejak Nabi di Masjid Kuk atau sikut. Tempat ziarah lain adalah Masjid Abdullah bin Abbas.
"Siapa namamu. Apa agamamu," kata Muhammad kala itu. "Addas namaku. Aku mengikuti agama yang dibawa Nabi Yunus," terangnya. Muhammad yang tampak bersemangat lalu menjawab, "Yunus itu saudaraku (sesama Nabi)."
Setelah berdialog, Addas kemudian menyatakan memeluk agama baru yang dibawa Nabi Muhammad, yaitu Islam.
Lokasi pertemuan Nabi Muhammad dengan pemuda Addas itu kini masih utuh bekasnya. Masyarakat menandai lokasi itu dengan membangun masjid yang dikenal dengan nama Masjid Addas.
Berada di tengah kebun anggur yang berhimpitan dengan rumah-rumah penduduk, Masjid Addas berdiri kokoh dengan kondisi yang meski kecil dan tempat salatnya sempit, ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari rerata rumah penduduk. Posisinya tidak jauh dari Wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif.
Tak ada yang istimewa dengan Masjid Addas, kecuali menyiratkan jejak perjuangan Nabi Muhammad kala membawa misi agama baru bagi jazirah Arab, Islam. Berbeda dengan masjid-masjid di Madinah dan Mekah yang sangat familiar bagi jemaah Indonesia, jejak Nabi di Thaif tak banyak diketahui.
Kiai Asep Saifuddin Halim, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet, Kamis siang 7 September 2017, membawa jemaah haji berziarah ke Thaif.
Menurutnya, tidak ada jemaah Indonesia yang ke Thaif. Rata-rata KBIH mengajak jemaah berziarah ke Jeddah setelah pelaksanaan haji selesai
"Thaif belum menjadi tujuan ziarah. Mungkin belum dikenal. Tapi juga karena pimpinan KBIH tidak punya link dengan agen-agen travel di sini," ujar Kiai Asep.
Menurut Asep, sebenarnya banyak lokasi ziarah bagus di Thaif. Selain Masjid Addas, ada jejak Nabi di Masjid Kuk atau sikut. Tempat ziarah lain adalah Masjid Abdullah bin Abbas.
Foto: Masjid Abdullah bin Abbas di Thaif |
Nama Masjid Kuk sesungguhnya hanya penanda berupa bangunan kecil dari batu bata yang sangat sederhana. Di dalamnya ada ruangan kecil yang bisa digunakan untuk shalat beberapa orang. Kondisinya tak terawat. Berada di kaki sebuah bukit yang dipercayai sebagai tempat Nabi beristirahat saat ke Thaif kedua kalinya.
Menurut penuturan Majid Abdullah, pemandu wisata di Thaif, di lokasi itu pernah terjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW. Saat Nabi beristirahat sambil meletakkan kepalanya dengan penguat siku tangannya di atas batu. Tiba-tiba batu itu ambles. Di tempat itulah kemudian diberi tanda dengan didirikan masjid dengan nama Kuu (Kuw').
Menurut penuturan Majid Abdullah, pemandu wisata di Thaif, di lokasi itu pernah terjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW. Saat Nabi beristirahat sambil meletakkan kepalanya dengan penguat siku tangannya di atas batu. Tiba-tiba batu itu ambles. Di tempat itulah kemudian diberi tanda dengan didirikan masjid dengan nama Kuu (Kuw').
Foto: Masjid Kuu (baca: Kuw) di Thaif |
Sebagai kota dengan cuaca bersahabat, Thaif seakan oase bagi peziarah haji tahun ini yang terpapar cuaca panas di Mekah dan Madinah. Dengan kontur tanahnya yang berbukitan dan lembah, Thaif menawarkan tempat istirahat yang menyenangkan.
Tak heran bila penduduk Saudi yang berasal dari kota besar seperti Mekah, Jeddah, dan sekitarnya memilih Thaif sebagai tempat berlibur dan rekreasi keluarga. Apalagi di malam Jum'at yang menjadi hari libur esok harinya. Menikmati udara sejuk sambil menikmati sore di bebukitan Thaif adalah waktu yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Selain tampat berziarah, Thaif juga menyajikan kuliner dan pusat perbelanjaan yang ramai. Pasar buah segar beraneka warna dan jenis. Siapa yang melihat pastilah terpesona. Beragam buah, mulai dari delima, anggur, tin, jeruk, dan tentu kurma muda dapat Anda pilih dan langsung bisa dimakan di pinggiran bebukitan sambil menikmati senja.
Bagi yang suka belanja, jenis parfum khas Thaif dari bunga mawar atau rose parfum tersaji berderet di sepanjang jalan, tinggal memilih yang disukai sesuai isi kantong. Dan sebelum pulang, pastikan melengkapi ziarah Anda dengan menyeruput teh manis dengan daun niknak yang disajikan secara khas di jalan-jalan Kota Thaif.
Bagi Anda yang telah sering ke Jeddah, tidak ada salahnya bila sesekali mencoba berziarah ke Thaif. (ren)
Tak heran bila penduduk Saudi yang berasal dari kota besar seperti Mekah, Jeddah, dan sekitarnya memilih Thaif sebagai tempat berlibur dan rekreasi keluarga. Apalagi di malam Jum'at yang menjadi hari libur esok harinya. Menikmati udara sejuk sambil menikmati sore di bebukitan Thaif adalah waktu yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Selain tampat berziarah, Thaif juga menyajikan kuliner dan pusat perbelanjaan yang ramai. Pasar buah segar beraneka warna dan jenis. Siapa yang melihat pastilah terpesona. Beragam buah, mulai dari delima, anggur, tin, jeruk, dan tentu kurma muda dapat Anda pilih dan langsung bisa dimakan di pinggiran bebukitan sambil menikmati senja.
Bagi yang suka belanja, jenis parfum khas Thaif dari bunga mawar atau rose parfum tersaji berderet di sepanjang jalan, tinggal memilih yang disukai sesuai isi kantong. Dan sebelum pulang, pastikan melengkapi ziarah Anda dengan menyeruput teh manis dengan daun niknak yang disajikan secara khas di jalan-jalan Kota Thaif.
Bagi Anda yang telah sering ke Jeddah, tidak ada salahnya bila sesekali mencoba berziarah ke Thaif. (ren)
Foto: Toko yang menjual aneka buah-buahan di Thaif |
Sumber: viva
Menyusuri Jejak Nabi Muhammad SAW di Thaif
4/
5
Oleh
MIR