Tampilkan postingan dengan label NTT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NTT. Tampilkan semua postingan

Menelusuri Kelimutu, Danau Ajaib 3 Warna yang Penuh Aura Mistis di Flores

Danau Kelimutu (Foto: Firmanhcf/Instagram)
Melancongyuk - Keindahan alam Nusa Tenggara Timur sudah tak diragukan lagi. Terlihat dari semakin banyaknya traveler yang mengunjungi pulau Komodo, Labuan Bajo dan Wae Rebo. Di samping 3 tujuan utama di NTT, masih ada Danau Kelimutu yang terkenal dengan keindahan warna danaunya yang bisa berubah-ubah.

Traveling ke Flores selalu challenging dan seru karena jaraknya yang lumayan jauh. Flores bisa dituju dengan menggunakan pesawat terbang salah satunya tujuan Maumere dengan transit di Denpasar, Bali. Setelah sampai di kota Maumere, hal pertama yang saya cari adalah tempat bermalam karena perjalanan ke Danau Kelimutu harus dilakukan pada tengah malam.

Perjalanan ke Danau Kelimutu dilakukan dengan menggunakan mobil sewaan. Perjalanan dimulai dari jam 3 malam selama 1,5 jam melintasi jalanan berkelok menuju Gunung Kelimutu. Jam 4.30 akhirnya tibalah saya di depan pintu gerbang Taman Nasional Kelimutu, lokasi Danau Kelimutu berada.

Danau Kelimutu berada di 3 kawah gunung berapi Kelimutu. Kecantikannya terletak pada warna danaunya yang berubah-ubah. Danau pertama berwarna hijau, yang kedua berwarna hijau kemerahan, sementara danau ketiga berwarna coklat kehitaman. Fenomena alam yang unik ini terjadi karena kandungan mineral yang beragam.

Tak cuma tertarik karena kecantikan warna danaunya, banyak traveler yang tertarik mengunjungi Danau Kelimutu juga berkat karena sisi mistisnya. Warga setempat masih percaya perubahan warna danau Kelimutu dikarenakan roh nenek moyang yang diabaikan. Ketiga danau Kelimutu juga diberi nama yang berbeda, yaitu Tiwu Ata Mbupu ( danau roh nenek moyang), Tiwu Nura Muri Koo Fai (danau roh anak muda), dan Tiwu Ata Polo (danau roh jahat).

Setelah mendaki tangga selama satu jam, akhirnya sampailah saya di depan danau Kelimutu. Panoramanya sangat menakjubkan, sepadan dengan perjuangan berangkat sejak tengah malam dan mendaki tangga. Alam Taman Nasional Kelimutu juga masih asri, dipenuhi pepohonan dan cicit burung-burung.

Dari sini saya juga menyaksikan matahari terbit. Sinarnya membuat siluet Kelimutu terlihat lebih indah bak bermandi cahaya. (Okezone)

Nikmatnya Jagung Bose, Bubur khas NTT


Melancongyuk - Makanan pokok di Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satunya adalah jagung. Sehingga banyak aneka makanan yang dibuat berbahan dasar jagung. Misalnya jagung bose, yakni masakan berupa bubur.

Masakan tradisional yang dikenal dengan jagung bose ini menjadi makanan pokok pengganti nasi. Menurut tradisi warga Timor, jagung bose hanya dibuat dari jagung putih. Sebetulnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara jagung putih atau kuning. Hanya saja, jagung putih biasanya terasa lebih manis.

Jagung bose berarti jagung yang dilunakan, karena teksturnya memang lunak seperti bubur pada umumnya. Namun cara pembuatannya cukup sulit, membutuhkan proses yang cukup lama. Pertama, biji jagung dicampur air, dan ditumbuk hingga daging-daging putihnya keluar. Kemudian, rebus menggunakan kayu maker hingga berubah.

Setelah itu, baru bisa dimasak menjadi jagung bose. Biasanya, kudapan ini dicampur kacang merah. Sehingga rasanya semakin nikmat, sekaligus membuat warna bubur khas NTT ini jadi semakin menarik. Oh iya, jagung bose memiliki kuah terbuat dari santan kelapa yang melewati sekitar tiga kali peras.

Cara membuatnya, masukan jagung dan garam terlebih dahulu. Lalu jeruk nipis juga minyak kelapa. Masak sekita 10 hingga 15 menit, hingga semua bahan-bahan tercampur dan matang. Jika ke NTT, Anda bisa menikmatinya sebagai sarapan pagi.


Rumah Tradisional Jadi Daya Tarik Kampung Adat Praijing Sumba


Melancongyuk - Mengunjungi Sumba maka Anda akan melihat bangunan rumah yang khas, yaitu bentuk atap menjulang tinggi. Rumah-rumah di Sumba dan lingkungan pedesaannya memang dapat dijadikan tujuan wisata, maka tidak jarang banyak traveler yang ketagihan untuk mengunjunginya kembali.

Salah satu desa adat yang bisa jadi pilihan Anda ketika berlibur di Sumba ialah Kampung Adat Praijing. Meskipun kampung yang berada di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut sempat alami kebakaran pada 2000 lalu, tapi pesonanya tidak luntur dilahap si jago merah, terbukti hingga kini pun masih dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri.

Menemukan Kampung Adat Praijing tidak sulit, karena hanya berjarak sekira tiga kilometer dari pusat kota dan terletak persis di atas Bukit Praijing. Ketika berada di Kampung Adat Praijing, para traveler bisa melihat-lihat keseharian penduduk lokal, yang tidak bisa Anda dapatkan di kampung manapun sambil mempelajari kebudayaan dan adat istiadatnya, memandangi hamparan areal persawahan yang membentang, dan melihat Kota Waikabubak, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat dari ketinggian.

Setelah peristiwa kebakaran, kini rumah tradisional yang masih berdiri di Kampung Praijing tersisa 38 rumah, yang terdiri dari beberapa beberapa rumah adat dengan sebutan masing-masing. Ada rumah yang disebut Uma Bokulu dan Uma Mbatangu. Artinya, Uma Bokulu adalah rumah besar, sedangkan Uma Mbatangu adalah rumah menara.

Dalam gambar, Anda bisa lihat ada rumah-rumah yang beratap menjulang seperti menara dan ada pula yang tidak bermenara, nah itulah perbedaan bentuk Uma Bokulu dan Uma Mbatangu. Dalam sebuah rumah tradisional Sumba, isi rumah tidak boleh sembarang, harus sesuai dengan aturan. Bagian bawah rumah digunakan untuk hewan ternak, bagian tengah untuk penghuni, dan bagian atas berfungsi untuk menyimpan makanan dan benda-benda pusaka.

Untuk memasuki rumah tradisional Sumba, penghuni pun tidak boleh asal, karena ada dua buah pintu berbeda yang diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan. Ada pintu laki-laki dan pintu perempuan yang dibuat dari tiang berukir, jadi kepala rumah tangga dan ibu masuk dari pintu yang berlainan.

Selain fungsi tiap bagian dan pintu yang tidak boleh asal menggunakannya, ruangan di dalam rumah juga dibedakan berdasar empat tiang penyangga menara. Ada tiang perempuan, yang letaknya dekat dengan ruang untuk ibu beraktivitas, ada pula tiang laki-laki, yang berada dekat dengan ruang ayah tidur dan ruang tamu, tempat ayah dan pria lainnya berdiskusi.

Keyakinan Marapu yang masih dianut oleh orang Sumba, membuat penduduk menyiapkan sebuah detail bundar pada setiap tiang yang ada di dalam rumah. Detail tersebut diyakini tempat bersemayamnya Marapu. (Okezone)

Bukit Pergasingan, Termpat Terbaik Menikmati Sawah Warna-warni di Indonesia

Melancongyuk - Pemandangan sawah akhir-akhir ini menjadi tren wisata di Indonesia. Kemunculannya sontak membuat banyak orang membuka mata bahwa pemandangan petak-petak sawah yang selama ini dianggap sepele ternyata juga bisa menjadi background foto yang mengagumkan. Tak kalah mengagumkan, Bukit Pergasingan di Lombok pun kini jadi sawah idaman karena pemandangannya yang cantik.


Bukit ini berada di atas ketinggian 1700 mdpl

Bukit Pergasingan ini berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Untuk mencapai desa ini wisatawan membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam dari pusat Kota Mataram.

Sesampainya ke desa Sembalun Lawang, wisatawan bisa naik ojek untuk bisa sampai ke pintu pendakian atau berjalan kaki agar lebih sehat dan irit biaya. Tapi karena tinggi bukit ini mencapai 1.700 mdpl maka perjalanan dipastikan cukup sulit dilalui.


Bukit ini biasanya menjadi pilihan para pendaki Rinjani yang ingin melatih fisik mereka. Medannya cukup terjal yakni kemiringan sekitar 70 derajat tapi ketinggiannya tak seberapa jika dibangingkan dengan Gunung Rinjani.

Untuk bisa menikmati pemandangan Bukit Pergasingan ini, wisatawan harus membayar retribusi sebesar Rp 15 ribu.

Pemandangan sawah yang tak bisa dilupakan


Berikut ini pemandangan sawah yang mungkin bisa menjadi gambaran untuk Anda mengenal lebih jauh tentang Bukit Pergasingan.

Sumba Salah Satu Pulau Terindah di Dunia


Melancongyuk - Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur, terpilih sebagai "Pulau Terindah di Dunia" versi majalah Focus terbitan Jerman. Hal itu diungkapkan Marius Ardu Jelamu, Kepala Dinas Pariwisata NTT di Kupang, Senin (26/2).

"Kami berterima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada majalah 'Focus' di Jerman yang belum lama ini tela memilih Sumba sebagai "The best beatiful Island in the World--Pulau terindah di dunia," katanya.

Ia mengemukakan, sejumlah alasan majalah internasional dengan oplah penjualan mencapai 5 juta eksemplar yang disebarkan ke berbagai negara di dunia itu memilih Pulau Sumba karena kekayaan alam dan budayanya yang melimpah.

Pulau Sumba yang berada di selatan NTT itu, lanjutnya, memiliki keindahan padang sabana yang luas yang jarang ditemukan di dunia serta alam laut dan pantai yang sangat eksotis.

Selain itu, Pulau Sumba memiliki potensi kekayaan wisata megalitik yang unik di dunia, serta berbagai produk budaya seperti tenun ikat, rumah adat, serta budaya berkuda Pasola yang sudah kesohor.

"Lembaga international bird life juga telah menetapkan kawasan Taman Nasional Matalawa di Sumba sebagai important bird area karena ada 10 jenis burung endemik yang hidup di sana," katanya.
Marius meyakini, terpilihanya sumba sebagai pulau terindah di dunia itu akan membawa dampak promosi secara internasional yang akan segera diketahui jutaan orang di berbagai belahan dunia.

"Wisatawan internasional juga pasti bertanya-tanya di mana letak Pulau Sumba ini sehingga memungkinkan mereka untuk berkunjung. Memang saat ini kunjungan wisatawan ke Sumba terus meningkat dari waktu ke waktu," katanya.

Menurut Marius, semakin dikenalnya Pulau Sumba sebagai daerah wisata unggulan di provinsi berbasiskan kepulauan itu menunjukkan bahwa upaya promosi dan pemasaran melalui kegiatan pariwisata mulai membuahkan hasil.

Sumba yang terbagi dalam empat wilayah administrasi pemerintahan kabupaten, memiliki event pariwisata tahunan yang terkenal yaitu parade ribuan kuda sandelwood yang dipaduhkan dengan festival tenun ikat.

"Artinya branding yang kita jual untuk pengembangan pariwisata di Sumba melaliui event ini sudah menunjukkan hasil positif karena sudah menyita perhatian masyarakat mancanegara," katanya.

Marius menambahkan, riset ilmiah yang dilakukan bersama perguruan tinggi setempat juga menunjukkan bahwa Pulau Sumba sudah menjadi pilihan ketiga tujuan wisata ke NTT setelah Taman Nasional Komodo (TNK) dan Labuan Bajo di Pulau Flores bagian barat.

"Memang sebelumnya minat kunjungan wisatawan setelah Taman Nasional Komodo yaitu ke Kelimutu Kabupaten Ende, namun sekarang pilihannya sudah beralih ke Sumba," katanya lagi.

Ia memastikan pemerintah daerah akan terus berkoordinasi meningkatkan promosi dan pemasaran berbagai potensi pariwisata, tidak hanya di Sumba, namun juga semua daerah di provinsi berbasiskan kepulauan itu karena masing-masing telah didukung dengan kekayaan pariwisata yang beraneka ragam.