Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Kuliner. Tampilkan semua postingan

Air Mata Pengantin Jadi Favorit Untuk Buka Puasa di Pekanbaru


Melancongyuk - Tiap daerah punya ciri khas kuliner tersendiri yang mencerminkan kekayaan alam Indonesia, termasuk di Pekanbaru, Riau. Di bulan puasa seperti saat ini, makanan maupun minuman tradisional biasanya banyak dicari.

Ada sejumlah kuliner khas Pekanbaru yang cocok jadi teman berbuka puasa kamu. Untuk minuman, ada satu yang jadi favorit banyak orangm, terutama di bulan puasa. Namanya adalah Es Air Mata Pengantin.

Ini adalah minuman yang selalu dinanti masyarakat Riau terutama saat digelar pesta pernikahan. Tentunya minuman ini bukan berasal dari aliran air mata sang mempelai, tapi hanya sebutannya saja.  Seperti dilansir dari pegimakan, air mata pengantin adalah sebutan untuk minuman dingin, segar dan bikin nagih ini yang terus populer dari masa ke masa.

Seperti dilansir dari pegimakan, air mata pengantin adalah sebutan untuk minuman dingin, segar dan bikin nagih ini yang terus populer dari masa ke masa .Kabarnya, diberi nama air mata pengantin karena minuman ini hampir selalu ada saat pesta pernikahan.

Air mata yang dimaksud juga bukanlah air mata kesedihan tapi justru air mata kebahagiaan yang diwujudkan dalam rasa manis minuman. Isian minuman ini hampir sama dengan sajian es campur, yaitu sari kelapa, blewah, biji selasih, es serut dan sirup.

Lalu bisa juga ditambah potongan agar agar untuk menambah ragam warna minuman ini. Selain jadi suguhan di pesta pernikahan, es air mata pengantin ini juga jadi minuman segar yang biasanya dijual di siang hari atau dijadikan minuman berbuka puasa.

Harganya pun cukup terjangkau yaitu sekitar 5 ribu sampai 7 ribu rupiah. Menikmati es air mata pengantin di Pekanbaru sepertinya menarik dan menggugah selera, terutama untuk teman berbuka puasa.

Kuliner Langka di Nusantara, Yang Hanya Ada Saat Bulan Ramadhan

Melancongyuk - Ramadan sudah tiba, nih. Selain suasana penuh rahmat, ritual sahur dan buka puasa bersama keluarga dan teman juga ditunggu-tunggu. Tak hanya itu, kuliner tradisional langka yang hanya muncul saat Ramadan adalah hal yang selalu dinanti. Jika sedang berkunjung ke daerah-daerah tertentu, jangan lupa untuk berburu makanan yang hanya ada setahun sekali tersebut. Apa saja contohnya?

1. Sate Susu di Bali

Sate susu di Bali via Instagram/@dhaneeeeee

Bali memang memiliki banyak daya tarik. Selain alam yang luar biasa indah, makanan di Pulau Dewata ini juga memiliki cita rasa unik yang bikin kangen. Salah satunya adalah sate susu, yaitu yang dibuat dari puting sapi yang diberi bumbu khusus sebelum dibakar. Kuliner ini hanya ada di bulan puasa. Kamu bisa menemukan sate susu di Kampung Jawa di Bali, yaitu di kawasan Masjid Baiturrahmah, Desa Wonosari, Denpasar.

2. Kicak di Jogja

Kuliner Tradisional Langka, Kicak di Jogja via Instagram/@galuhirawati

Kuliner tradisional langka yang hanya muncul di Ramadan lainnya adalah Kicak. Jika menghabiskan waktu dia Jogja, sayang jika tak berburu Kicak, yaitu makanan yang dibuat dari beras ketan. Jajanan ini disajikan dengan parutan kelapa di atasnya dan ditambah potongan buah nangka sebagai toppingnya. Untuk mencarinya, datang saja ke daerah Kauman, Jogja, tempat Kicak berasal.

3. Gulai Siput di Riau

Kuliner Tradisional Langka, Gulai Siput via Instagram/@zazathevogue
Berbeda lagi dengan Riau, provinsi satu ini memiliki sajian yang ditunggu-tunggu saat menjelang Lebarang, yaitu Gulai Siput. Seperti namanya, makanan ini menggunakan siput sebagai bahan utamanya. Bumbu yang digunakan menggunakan banyak rempah, dengan kuah kuning yang terasa sangat sedap. Sayang rasanya jika sekali saja tak berbuka puasa dengan menu khas Riau yang hanya muncul setahun sekali ini.

4. Sotong Pangkong di Pontianak

Sotong pangkong di Pontianak via Instagram/@arahdotcom

Satu lagi kuliner tradisional langka yang hanya ada saat menjelang Lebaran, yaitu Sotong Pangkong. Ini merupakan kuliner khas yang bisa kamu temukan di Pontianak. Sotong Pangkong adalah cumi kering yang kemudian dipanggang di atas tungku. Saat dipanggang, cumi dipukul-pukul hingga pipih. Cara penyajian sotong ini bisa dinikmati dengan sambal kuah kacang, bisa juga disantap dengan sambal ebi yang gurih pedas. Yakin tak ingin mencobanya?

Ternyata ada banyak juga kuliner tradisional yang hanya muncul musiman, bikin kangen saja, ya. Bagaimana, kudapan mana nih yang paling kamu tunggu-tunggu? 

Aceh Culinary Festival 2018 Siap Bikin Inovasi Baru


Melancongyuk -  Aceh Culinary Festival kembali dihelat tahun ini dengan mengangkat tema " New Traditional: Look Good, Taste Good" . Festival kuliner yang telah menjadi agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ini adalah salah satu unggulan dalam 100 event wisata wonderful Indonesia yang diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata.

#AcehCulinaryFestival2018 diharapkan dapat menjadi katalisator dalam industri kuliner di Aceh, sehingga kekayaan cita rasa lokal bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Hal ini mengacu pada pesatnya perkembangan tren kuliner yang didominasi makanan internasional.

Lebih dari 100 pelaku usaha kuliner, pengamat serta komunitas penikmat dan hobi, akan berpartisipasi dalam perayaan kuliner Aceh ini. Semuanya akan berkontribusi dalam pelestarian budaya kuliner Aceh serta menciptakan berbagai menu inovasi yang menggabungkan cita rasa Aceh dengan berbagai unsur kuliner dunia.

Acara yang akan diselenggarakan pada 4 – 6 Mei 2018 di Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh ini akan mengundang sejumlah chef ternama.

" Para chef akan unjuk kebolehan menampilkan inovasi dan kreasinya dalam mengolah kuliner khas Aceh agar menjadi sajian yang memiliki tampilan premium dalam balutan konsep fine dining. Skil memasak ala chef dengan kemampuan gastronomy molecular hingga standar Michelin Star (penghargaan di bidang kuliner kelas dunia) akan disuguhkan," demikian keterangan pers yang diterima Dream.co.id, Selasa 14 April 2018.

Workshop Food Stylist, Food Photography, dan Foodpreneur menghadirkan pakar serta praktisi yang ahli di bidangnya akan digelar secara gratis bagi para pengunjung yang mendaftar. Selain itu, khanduri tetap menjadi suguhan wajib. Bagi pengunjung yang beruntung, aneka ragam hidangan khas Aceh dapat dinikmati secara gratis.

Pengunjung yang memiliki kemampuan food photography dan food stylist juga bisa mengikuti kompetisi food photography tematik dan food styling challenge yang akan digelar di lokasi acara setiap hari dengan hadiah jutaan rupiah. Tahun ini para tenant pengisi stand pameran juga akan memperebutkan gelar tenant terbaik pelestari budaya kuliner dan tenant dengan inovasi kuliner terbaik berhadiah total Rp10 juta.

Festival yang digelar selama tiga hari ini akan semakin meriah dengan penampilan berbagai pertunjukan seni budaya Aceh, para penyanyi dan penulis lagu berbakat Indonesia, hingga kelompok musik Fusion Ethnic yang kiprahnya telah sampai ke panggung Java Jazz.

Warung Nako, ‘Warteg’ Milenial di Kota Bogor


Melancongyuk -  Selamat datang di Kota Bogor. Kota ‘transit’ yang juga jadi destinasi kuliner. Beragam jenis makanan hingga tempat nongkrong bisa Anda temukan di kota hujan ini. Sebut saja Jalan Suryakencana atau Jalan Pajajaran, jadi surga kuliner.

Deretan rumah makan hingga kafe kekinian, bisa ditemui di sepanjang Jalan Pajajaran. Salah satunya, warung makan dan ngopi baru yang berada di Jalan Pajajaran Indah V, Nomor 38-4. Letaknya persis bersebelahan dengan resto Two Stories yang lebih dulu buka.

Warung Nako. Punya konsep ‘warteg’ berbalut desain modern. kedai ini bermula dari kegemaran jajan para owner-nya. Namun belum menemukan kedai makanan yang bisa dinikmati oleh keluarga. "Kalau makanan western sudah banyak, tapi konsep warung nasi ini belum ada di Bogor,” jelas JB Khrisna Susanto, salah satu Owner Warung Nako saat ditemui Kamis, 12 Maret 2018.

Konsep warteg (Warung Tegal) yang identik dengan kaca nako juga menginspirasi desain sekaligus nama dari rumah makan ini. Hampir seluruh bangunannya dibuat dari jajaran kaca nako, ditambah aksen-aksen modern bernuansa putih dan unsur kayu jadi tambahan desain minimalisnya.

"Warung Nako juga punya filosofi, singkatan dari nasi dan kopi,” katanya. Karena Warung Nako punya dua produk yang disatukan, yakni warung nasi dan kopi.


Memasuki pintu utama Warung Nako, Anda, langsung bisa menemui etalase ‘touch screen’ untuk memilih menu makanan. Mulai dari lauk pauk, tumis sayuran, kerupuk, hingga minuman. Uniknya, Anda  juga bisa memandang deretan kaleng kerupuk yang tersusun rapih tepat di atas etalase ini.

Warung Nako, punya beberapa spot duduk yang terdiri dari dua lantai. Dari pintu utama lantai dasar, sisi kanan adalah area makan terbuka dengan pendingin kipas dan non smoking. Sisi kiri, adalah Kopi Nako yang menyediakan ragam kopi nusantara dan camilan khas Indonesia.

Area kopi ini pun terbagi lagi dalam tiga spot. Ruang utama di depan meja kasir sekaligus coffee maker, ada ruang duduk berpendingin yang bisa menampung 8-10 orang.

Berikutnya ada area terbuka yang juga berpendingin, namun didesain beratap tinggi. Spot ini sebenarnya smoking area, hanya bisa digunakan perokok mulai dari jam tiga sore.

Masih di sisi sebelah kiri pintu utama, adalah area depan Kopi Nako yang juga bisa diduduki untuk perokok. Apalagi menikmati santai sore sambil ngopi cantik.

Lantai dua pun terbagi dalam dua sisi. Sisi kanan area terbuka untuk makan atau ngopi yang juga boleh digunakan bagi perokok, sementara sisi kiri adalah ruang tertutup ber-AC atau private area yang bisa dipesan untuk acara tertentu.

"Ada lagi area jembatan yang kami gunakan untuk tempat makan saat weekend, soalnya kalau weekdays lokasi ini jadi tempat foto-foto," tambah Khrisna. Soal kapasitas, Khrisna mengatakan Warung Nako bisa menampung 250-300 orang.

Unggulkan Rasa Lokal

Urusan rasa, Warung Nako mengutamakan kesan lokal. Baik warung maupun kopi, dua-duanya berasal dari bahan lokal dan ghadirkan cita rasa lokal. Warung ini, punya 20-30 menu yang berubah setiap harinya. Mulai dari pilihan masakan berbahan ayam, ikan, daging, sayuran, hingga jengkol.

Nasinya pun terdiri dari dua pilihan, yakni nasi merah dan putih. Bagi Anda yang ingin mengurangi kadar gula, pilihan nasi merah sangat nikmat menemani makan siang di Warung Nako.

Khrisna menjelaskan, Warung Nako mengutamakan bumbu khas nusantara dan cita rasa lokal. Ke depannya, warung nasi yang baru buka awal Maret lalu ini akan membuat tema masakannya. "Rencananya kami akan buat tema yang berputar, mulai dari hidangan khas Sunda, Jawa, Sumatera.”

Sedangkan pilihan minumnya, Warung Nako menerapkan sistem isi ulang. Teh misalnya, saat memesannya Anda hanya diberi gelas yang diisi es atau kosong. Karena tehnya bisa diisi di stastion minumannya dan bebas untuk pengisian ulang.

Atau minuman sehat berbahan buah, Warung Nako menjual aneka jus berbahan alami dengan gula batu. Kemasannya dalam botol dengan rasa buah naga, kedondong, hingga sirsak.

Bukan Sekedar Makan, Ngopi Juga Asyik


Sama halnya dengan warungnya, Kopi Nako menghadirkan minuman yang berasal dari lokal baik kopi maupun bahan peracik lainnya. Aneka snack teman minum kopinya bukan berisi kue modern kebarat-baratan, melainkan aneka kue tradisional, seperti roti gambang, kue pukis, dan pisang goreng.
Dari Kopi Nako, Anda bisa mencoba spesialisasinya. Diberi nama sama dengan tempatnya, Kopi Nako adalah minuman kopi dingin bercampur krim kental yang lezat. Cocok dinikmati sambil kongkow seru bareng teman.

Seperti Nita dan kawan-kawannya. Pelajar SMP di Bogor ini terlihat asyik memesan Kopi Nako bersama teman-temannya. "Pesennya sama Kopi Nako semua karena rasanya enak dan susu banget, kita rencananya minum di area atas kali ya," katanya.

Bukan kali pertama Nita bersama temannya berkunjung ke sini. Menurutnya, tempatnya asyik, cocok buat foto-foto, dan harganya terjangkau. Makanya Ia pun menjadikan destinasi ini sebagai salah satu favoritnya.

Kalau istilah ‘zaman now’, Anda bisa menikmati “ngopi cantik” sambil hunting berbagai spot foto kekinian. Saran kami, kala sore hari, paling asyik ngopi di area luar Kopi Nako.

Lokasinya persis di depan parkiran mobil, di sini ada bangku-bangku terbuka dengan meja bulat yang nyaman untuk grup kecil. Kopi Nako boleh diminum di area mana saja termasuk warung. Tapi, untuk makanan tidak boleh dibawa ke area kopi, ya!

Baik Warung maupun Kopi Nako, keduanya jadi satu destinasi yang seru dikunjungi bersama keluarga maupun teman. Karena tempatnya nyaman dengan makanan ‘sederhana’ yang nikmat. Harganya cukup terjangkau mulai dari 15-29 ribu rupiah.

Menuju Lokasi

Bagi Anda yang ingin makan ‘warteg’ ala milenial, alias di tempat modern yang punya banyak spot instagramable, tempat ini cocok untuk didatangi. Lokasinya cukup dekat dari terminal Baranangsiang.

Kalau naik kendaraan pribadi mobil dari arah keluar Tol Bogor belok kiri hingga bertemu Gramedia Pajajaran. Lalu belok kiri dan lurus sampai bertemu putaran balik di depan SMA Negeri 3 Bogor. Putar balik dan belok kiri kembali, tak jauh dari belok ini setelah Bogor Medical Center (BMC), Warung Nako tepat di sebelah Two Stories.

Arah yang sama berlaku untuk kendaraan roda dua. Anda harus menuju Terminal Baranangsiang terlebih dahulu dan bertemu Pajajaran setelah pintu keluar tol. Lalu ikuti arah yang sama.

Kalau menggunakan kendaraan umum seperti kereta. Dari Stasiun Bogor Anda bisa naik angkutan kota (angkot) 03 jurusan Terminal Baranangsiang – Bubulak. Turun di Gramedia Pajajaran dengan tarif 3.500. Lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi atau naik ojeg motor. (Sportourism)

Makan di Restoran Ini Pengunjung Harus Telanjang


Melancongyuk - Saat ini beragam tema menarik mulai digarap oleh restoran atau tempat makan dalam menjaring pengunjung untuk datang. Tak hanya dalam masalah menu dan lokasinya, namun tampilan konsep dekorasinya yang unik juga mulai dikedepankan.

Nah, di Prancis ada restoran yang mewajibkan pengunjung untuk menanggalkan pakaiannya sebelum memasukinya. Restoran ini diperuntukan khusus kaum nudist.

Nama restoran itu adalah O'naturel yang berlokasi di Paris, Prancis dan Pendirinya bernama Mike dan Stephane Saada. Restoran telanjang di Paris ini bukanlah yang pertama di Eropa. Sebelumnya, restoran telanjang serupa juga sudah buka di London, Inggris dan Tenerife, Spanyol.

Dengan berkunjung di O'naturel, para kaum nudist bisa menikmati suasana makan yang nyaman dan relax tanpa mengenakan busana. Dari luar, Restoran O'Naturel tidak begitu mencolok karena tertutup tirai kain berwarna putih. Bagian dalam restoran ini juga desainnya minimalis.

Begitu masuk ke dalam restoran, traveler akan diminta untuk menanggalkan baju untuk kemudian disimpan dalam loker. Setelah itu, traveler akan diberikan sandal sebagai alas kaki menuju ke ruang makan. Khusus untuk para ladies, boleh tetap memakai high heels.

Layaknya restoran normal, O'Naturel menyediakan hidangan khas Prancis yang terkenal lezat. Dari mulai lobster, escargot, hingga foie grass bisa dipesan di restoran ini. Satu set menu berisi 3 jenis hidangan dihargai sebesar US$ 57.50 (setara Rp 776 ribuan).

Restoran ini berlokasi di 9 rue de Gravelle Paris, 75012 O'naturel baru buka setengah 8 malam. Restoran ini hanya berkapasitas 40 kursi.

Pernah Coba Memek? Warisan Kabupaten Simeuleu yang Bikin Ketagihan


Melancongyuk - Indonesia memiliki ribuan hamparan pulau-pulau yang indah untuk dikunjungi. Tak hanya itu, kuliner khas setiap daerahnya cukup beragam dan aneh serta unik, mulai dari peyajiannya sampai dengan nama makanan yang dihidangkan.

Salah satunya kuliner unik yang berasal dari Kabupaten Simeuleu, Aceh bernama memek. Memang belum banyak orang tahu makanan ini berikut daerah asalnya. Walaupun nama makanan tersebut selalu diartikan dengan hal negatif, namun rasanya sangatlah enak dan bakal membuat Anda ketagihan.

Memek adalah makanan warisan nenek moyang masyarakat Simeuleu yang khas dan mantap. Makanan tradisional yang rasanya manis seperti bubur ini telah ada sejak turun temurun, sebelum Indonesia merdeka.

Makanan yang diberi nama aneh ini terbuat dari beras ketan yang digongseng, pisang ditumbuk, gula, serta santan yang diperas menggunakan air hangat. Semua dijadikan satu nampak seperti bubur manis beraroma pisang yang legit.

Makanan klasik ini kerap dihidangkan masyarakat saat bulan Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri. Bahkan memek ini acap kali disajikan sebagai makanan pembuka bagi para tamu dari luar daerah yang berkunjung ke pulau paling barat Indonesia itu.

Dulunya memang, memek ini merupakan kuliner peninggalan dari zaman kerajaan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu yang datang. Seiring perkembangan zaman, kuliner khas ini sudah mulai jarang ditemui di Simeulue, kalaupun ada biasanya pengunjung memesan sebelumnya. Untuk harga perporsinya dibandrol Rp. 10.000. (Sportourism)