Tampilkan postingan dengan label Tiongkok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tiongkok. Tampilkan semua postingan

Mengenal 3 Tempat Terlarang di Dunia yang Tak Boleh Dikunjungi Sembarang Orang

Makam Qin Shi Huang, Tiongkok
Melancongyuk - Banyak rahasia di belahan dunia ini yang tidak kita ketahui kebenarannya.
Termasuk tempat-tempat rahasia yang mungkin jarang diketahui masyarakat luas.

Dilansir dari laman Reader's Digest, ternyata ada banyak tempat terlarang di dunia yang tak boleh dikunjungi sembarang orang loh.

1. Snake Island, Brazil

Snake Island atau Pulau Ular adalah salah satu tempat di Brazil yang ditutup untuk umum. Tempat ini adalah 'rumah' bagi spesies ular mematikan yang memiliki racun viper emas.

Racun ini sangat mematikan manusia yang digigitnya. Untuk alasan keamanan pemerintah Brazil akhirnya melarang penduduk umum untuk datang ke wilayah ini.

2. Makam Qin Shi Huang, Tiongkok

Seorang petani menemukan sebuah makam kaisar pertama Tiongkok, Qin Shi Huang pada tahun 1974.

Sejak penemuan itu, para arkeolog telah menemukan 2000 makan tentara dan meyakini masih ada 8000 lainnya yang belum ditemukan.

Karena hal itu, Pemerintah Tiongkok melarang para arkelog untuk meneruskan pencarian terutama menyentuh makam Qin Shi Huang sejak 210 SM.

Selain untuk menghormati arwah leluhur, pemerintah juga takut penggalian itu akan merusak artefak kuno.

3. Chernobyl, Ukraina

Pada tanggal 26 April 1986, sebuah ledakan nuklir terjadi di dekat Chernobyl, Ukraina.

Dalam kecelakaan itu diperkirakan antara 9000 sampai satu juta orang telah meninggal karena radiasi.

Lebih dari 30 tahun sejak kejadian itu, wilayah ini masih dalam tahap pembersihan.

Direktur pembangkit bahkan menduga wilayah ini tidak bisa ditinggali setidaknya 20.000 tahun lagi.

Melihat Jejak Peninggalan Islam Tertua di Tiongkok


Melancongyuk - Banyak wisatawan dari Indonesia yang berkunjung ke RRT tidak menyangka bahwa terdapat 4 Mesjid Kuno di RRT yang sangat dirawat keberadaannya oleh Pemerintah RRT.  Mesjid tertua di RRT berada di Kota Guangzhou yaitu Mesjid Huaisheng atau diartikan sebagai Mesjid Menara Cahaya. Dibangun pada tahun 627, Mesjid Huaisheng memiliki sejarah 1300 tahun lamanya.

Mesjid ini  terdaftar untuk dilindungi sebagai peninggalan budaya utama di Provinsi Guangdong. Mesjid ini kira-kira dibangun pada awal Dinasti Tang dengan tinggi menaranya mencapai 36,3 meter, dan merupakan salah satu arsitektur Islam pertama yang dibangun setelah Islam diperkenalkan ke RRT. Mesjid tersebut konon dinamai untuk menghormati Nabi Muhammad SAW. 

Menurut naskah yang ditulis pada tahun 1206, dikisahkan bahwa Mesjid ini dibangun oleh Paman dari Nabi Muhammad yaitu Abu Waqqas dalam misi pertama menyebarkan agam Islam ke RRT. Sejarah yang menarik, hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari Mesjid ini didatangi oleh banyak pengunjung tiap harinya selain arsitekturnya yang indah. 

Mesjid ini pernah dihancurkan dan dibangun kembali pada tahun ke-34 dari Kaisar Qing Kangxi (1695) dengan aristektur Arab bercampur dengan Tiongkok. Wilayah Mesjid meliputi area seluas 2.966 meter2. Sisi barat daya gerbang Mesjid adalah Menara Cahaya yang terkenal; sisi depannya adalah bangunan bulan terbit; bagian belakang ada panggung, ruang air, koridor timur dan barat, yang merupakan aula untuk ibadah. Salah satu fitur khas dari Mesjid ini adalah sumur tua yang konon airnya berasal dari mata air alami yang selalu jernih dan tidak pernah kering.  

Mesjid Huaisheng selalu ramai didatangi orang yang akan beribadah maupun turis, terutama pada hari Jumat. Pada saat Canton Fair yang merupakan pameran dagang tahunan terbesar di RRT, banyak masyarakat lokal, orang Indonesia, pengusaha Timur Tengah dan Afrika datang bersama-sama memadati Mesjid untuk beribadah sekaligus menikmati keindahan arsitekturnya dan menikmati makanan lokal yang halal.  (Archnet)

Kuanzhai Ancient Street, Surga Belanja di Tiongkok


Melancongyuk - Kuanzhai Ancient Street merupakan salah satu dari serangkaian situs-situs peninggalan bersejarah. Belakangan, daerha ini dikembangkan oleh pemerintah daerah Kota Chengdu sebagai zona komersial pusat perindustrian dan perdagangan. Tak heran jika kawasan ini belakangan juga menjadi surga belanja yang menjadi tujuan wisata terkenal.

Di Kuanzhai Ancient Street, wisatawan akan dimanjakan dengan indahnya sensasi berwisata belanja, sambil menyaksikan keunikan hingga keistimewaan seni-seni arsitektur khas peradaban beberapa dinasti kekaisaran kuno sejak ribuan tahun silam.

Secara administratif, Kuanzhai Ancient Street merupakan sebuah kawasan yang berlokasi di antara dua buah bentangan jalan utama bernama Tongren Road serta Changshun Road pada wilayah Distrik Qingyang. Menurut catatan serta sumber-sumber sejarah kebudayaan kuno, keberadaannya diyakini telah berdiri seiring dengan berlangsungnya masa-masa keemasan hingga kemakmuran dibawah pemerintahan kekaisaran Dinasti Qing (1644-1911).

Berbagai koleksi kerajinan tradisional khas kebudayaan penduduk setempat, turut menjadi sebuah sajian yang dapat ditemukan pada saat mengelilingi Kuanzhai Ancient Street. Pesona hingga keindahan yang dipancarkan oleh zona komersial Kuanzhai Ancient Street, sejatinya akan terlihat semakin menarik dan begitu memikat ketika disaksikan pada saat malam hari.

Pengunjung juga dapat menikmati lezatnya citarasa serangkaian hidangan-hidangan bernuansa tradisional, bersantai pada sederetan area berupa restoran serta cafe yang berada disepanjang jalan wilayah zona komersial Kuanzhai Ancient Street. So, tidak salah kan jika daerah ini menjadi surga belanja dan menjadi salah satu tujuan wisata favorit di barat daya Tiongkok?

Lijiang, Kota Tua Inspirasi Para Seniman dan Sastrawan


Melancongyuk - Lijiang, kota tua di Provinsi Yunnan, Tiongkok ini menjadi inspirasi para seniman dan sastrawan.

Lijian, kota tua yang berada di Provinsi Yunnan, Tiongkok ini telah berusia 800 tahun. dipenuhi jembatan dan kanal yang indah. Rumah-rumah tua pun berderet apik. Tak heran, Lijiang jadi inspirasi para seniman dan sastrawan.

Kota ini memiliki sejarah panjang, tepatnya sejak Dinasti Song atau sekira 800 tahun silam. Lijiang terletak tepat di titik Sungai Jade, terbagi jadi tiga bagian. Kanal-kanal pun memenuhi Lijiang, jembatan menghubungkan satu jalan dengan jalan lainnya.

Kecantikan Lijiang mulai tersohor saat seorang komisioner AS traveling mengitari Provinsi Yunnan akhir abad ke-19. Namun turis mulai berdatangan sejak 1980-an, terpikat dengan kecantikan Lijiang. Tak sedikit seniman yang terinspirasi oleh kecantikan kota ini untuk membuat lukisan atau puisi.

Kekayaan sejarah dan keindahan kotanya, Lijiang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Mengutip situs UNESCO, bagian utara kota ini merupakan distrik komersial. Jalan utamanya adalah Sifangjie, yang diapit kanal besar.

Banyaknya kanal dan jembatan, Lijiang dijuluki 'City of Bridges.’ Banyak bangunan yang berdiri persis aslinya, merepresentasi gaya arsitektur Tiongkok pada masa Dinasti Han dan Zang. Mayoritas rumah terdiri dari dua lantai.

Banyak yang bisa turis lihat di Lijiang, namun yang paling wajib adalah Baisha Old Town. Baisha Old Town dulunya merupakan pusat perdagangan sutra. Kota ini memang dilewati Jalur Sutra dan jalur perdagangan teh pada masa lampau.