Tampilkan postingan dengan label China. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label China. Tampilkan semua postingan

Menengok Barisan Batu Karst Raksasa di Shillin Stone Forest China

Stone Forest Park (Foto: Dok: Flickr/linwujin)
Melancongyuk - Selama ini, Taman Nasional Zhangjiajie terkenal sebagai destinasi andalan China untuk wisatawan yang ingin menengok keajaiban geologi. Namun batuan raksasa yang membentuk formasi rapat tak hanya ditemukan di Zhiangjiajie. China juga memiliki Stone Forest Park, barisan batu karst raksasa di Kunming, Provinsi Yunan.

Stone Forest Park atau yang dinamai Shilin dalam bahasa Mandarin, terhampar seluas 400 km persegi. Bentuknya seperti stalagmit, namun batu itu menjulang tinggi hingga 40 meter di area terbuka. Formasi karst berwarna hitam itu diperkirakan terbentuk mulai 270 juta tahun lalu.

Dilansir Travel China Guide, kawasan itu masih tertutup laut pada era Paleozoikum periode Karbon. Pada saat itu iklim di bumi belum stabil dan hanya ada mikroorganisme bersel satu. Namun lambat laun, pergerakan litosfer menyebabkan lanskap batu tersebut naik. Erosi membuat Shilin terbentuk seperti sekarang.

Karena keunikan formasi geologinya, dua bagian dari situs itu ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2007 lalu, yakni Naigu Forest Park dan Suogeyi Village.

Ya, Shilin dibagi ke dalam tujuh area dengan pemandangan yang memukau. Semuanya menjadi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara saat berkunjung ke Kunming. Di antaranya adalah Lizijign Stone Forest, Naigu Stone Forest, Gua Zhiyun, Danau Chang, Danau Yue, Air Terjun Dadieshui, dan Gua Qifeng.

Tak sedikit pula legenda yang menghiasi kisah Stone Forest Park. Salah satunya adalah tentang Batu Ashima, yang paling terkenal di antara turis. Menurut cerita rakyat sub etnis Sani, batu itu terbentuk setelah gadis cantik bernama Ashima kabur ke hutan. Ia berubah menjadi batu setelah dilarang menikah dengan kekasih pujaannya.

Kini tiap 24 Juni, orang Sani memperingati Festival Torch sebagai perayaan kebudayaan. Festival itu diramaikan dengan pertunjukan tradisional seperti gulat, adu kerbau, dan tarian adat. (Kumparan)

Ke China, Wajib Coba Atraksi Paling Menyeramkannya


Melancongyuk -  Tak hanya slidewheel, wahana air yang membuat Anda berputar-putar dalam ‘roda’ yang siap beroperasi pertengahan 2018 ini, masih banyak tantangan yang ditawarkan China. Seperti beberapa wahana ini yang wajib dicoba bagi para petualangan yang ingin merasakan sensasi.

Tak hanya ramai akan beragam wisata belanja yang ternama, China juga menjadi salah satu negara yang suka menggebrak kebiasaan. Salah satunya dalam menantang wisatawan mencoba berbagai wahananya. Dikutip dari laman cnn.com, berikut adalah ‘tantangan’ di Negeri Tirai Bambu yang bisa dijelajahi.

Jembatan Kaca Terpanjang

Bagi penyuka ketinggian, mungkin wahana ini terdengar biasa. Namun, jangan salah karena jembatan ini punya dasar pijakan yang terbuat dari kaca. Letaknya di Hongyagu Scenic Area, Pegunungan Tianmen, Provinsi Hebei. Jembatan kaca dengan panjang 488 meter di atas ketinggian 218 meter ini menjadi jembatan kaca terpanjang di dunia.

Jembatannya terbuat dari 1.077 panel kaca dengan ketebalan empat centimeter. Menghubungkan dua puncak di wilayah timur laut pegunungan. Jembatan ini bisa menampung hingga 2.000 orang, namun untuk menjaga keselamatan hanya 600 orang diperbolehkan melintas dalam satu waktu. Oya, untuk naik jembatan ini, Anda diharuskan menggunakan sarung sepatu khusus agar melindungi kaca dari segala kemungkinan.

Jembata Kaca di China
Jalur Tebing Horor

Setelah jembatan kaca terpanjang, ada lagi yang bisa membuat jantung deg-degan. Dikenal dengan Coiling Dragon Cliff Walk, ‘perjalanan di tebing’ ini semakin membuat siapa saja was-was. Pasalnya, area yang baru dibuka pada 2016 ini punya 1.500 meter kaca setebal 6,35 centimeter yang berada di puncak gunung.
Siapa pun yang ingin bejalan di pinggir tebing ini punya pemandangan luas. Anda bisa melihat indahnya pemandangan dari Tongtian Avenue dengan ketinggian 1.400 meter yang menyeramkan. Tak hanya indah sejauh mata memandang, melainkan juga horor saat melihat ke bawah pijakannya.

Cooling Dragon (Foto: cnn)
Gardu Pandang Terbesar

Tak hanya Indonesia yang punya gardu pandang, Cina pun punya. Namun, lebih menegangkan karena menjorok 32,8 meter di tepi lembah setinggi 396 meter. Shinlinxia Viewing Patform ini sangat besar dan lagi-lagi menggunakan panel kaca pada pijakannya. Letaknya di titik tertinggi Shinlin Gorge, perbukitan di distrik Pinggu, sekitar 100 km dari Pusat Kota Beijing.

Anda wajib mendaki sekitar 1,5 jam sebelum bisa merasakan sensari gardu pandang yang menawan ini. Jangan khawatir, karena gardu ini terbuat dari material titanium yang bisa menampung beban hingga 150 ton dan 2.000 orang. (Sportourism)

Kuanzhai Ancient Street, Surga Belanja di Tiongkok


Melancongyuk - Kuanzhai Ancient Street merupakan salah satu dari serangkaian situs-situs peninggalan bersejarah. Belakangan, daerha ini dikembangkan oleh pemerintah daerah Kota Chengdu sebagai zona komersial pusat perindustrian dan perdagangan. Tak heran jika kawasan ini belakangan juga menjadi surga belanja yang menjadi tujuan wisata terkenal.

Di Kuanzhai Ancient Street, wisatawan akan dimanjakan dengan indahnya sensasi berwisata belanja, sambil menyaksikan keunikan hingga keistimewaan seni-seni arsitektur khas peradaban beberapa dinasti kekaisaran kuno sejak ribuan tahun silam.

Secara administratif, Kuanzhai Ancient Street merupakan sebuah kawasan yang berlokasi di antara dua buah bentangan jalan utama bernama Tongren Road serta Changshun Road pada wilayah Distrik Qingyang. Menurut catatan serta sumber-sumber sejarah kebudayaan kuno, keberadaannya diyakini telah berdiri seiring dengan berlangsungnya masa-masa keemasan hingga kemakmuran dibawah pemerintahan kekaisaran Dinasti Qing (1644-1911).

Berbagai koleksi kerajinan tradisional khas kebudayaan penduduk setempat, turut menjadi sebuah sajian yang dapat ditemukan pada saat mengelilingi Kuanzhai Ancient Street. Pesona hingga keindahan yang dipancarkan oleh zona komersial Kuanzhai Ancient Street, sejatinya akan terlihat semakin menarik dan begitu memikat ketika disaksikan pada saat malam hari.

Pengunjung juga dapat menikmati lezatnya citarasa serangkaian hidangan-hidangan bernuansa tradisional, bersantai pada sederetan area berupa restoran serta cafe yang berada disepanjang jalan wilayah zona komersial Kuanzhai Ancient Street. So, tidak salah kan jika daerah ini menjadi surga belanja dan menjadi salah satu tujuan wisata favorit di barat daya Tiongkok?

Canggih, Gedung Teater Cina Ini Bahkan Bisa Bergerak


Melancongyuk - Cina punya gedung unik dengan arsitektur canggih. Tampilannya bagai batang bambu yang terjajar rapih, namun bisa bergerak.

Ada yang unik dari sudut Kota Shanghai, Cina. Pemandangan yang tak biasa dari gedung di tengah kota yang padat dan sibuk.

Sangat unik dan berbeda. Tampilannya menggunakan desain susunan bambu yang dibuat secara tak merata dan berlapis. Canggihnya, para bambu yang dibuat berwarna bronze ini bergerak secara perlahan mengelilingi bentuknya.


Bagai sebuah panggung yang sedang menampilkan pertunjukannya. Gedung Fosun Foundation ini didesain salah satunya oleh Thomas Heatherwick dari Heatherwick Studio, sebagai pusat pameran seni, pagelaran busana, pertunjukan budaya, dan juga konferensi.

Kini, Fosun Foundation menjadi salah satu landmark Kota Shanghai yang ternama. Inspirasinya didapat sang perancang dari ambisi Cina, bukan sebagai duplikat apa yang telah ada di dunia, melainkan untuk memandang penghubung baru dari arsitektur fenomenal Cina dan warisan lanskap.

Gedung 4.000 meter persegi ini kini menjadi salah satu destinasi fotografi bagi siapa pun. Selain, tentu saja sebagai tempat pertunjukan seni dan pagelaran lain yang berkaitan dengan budaya dan kesenian yang terletak di pusat Kota Shanghai. (Sportourism)

Lijiang, Kota Tua Inspirasi Para Seniman dan Sastrawan


Melancongyuk - Lijiang, kota tua di Provinsi Yunnan, Tiongkok ini menjadi inspirasi para seniman dan sastrawan.

Lijian, kota tua yang berada di Provinsi Yunnan, Tiongkok ini telah berusia 800 tahun. dipenuhi jembatan dan kanal yang indah. Rumah-rumah tua pun berderet apik. Tak heran, Lijiang jadi inspirasi para seniman dan sastrawan.

Kota ini memiliki sejarah panjang, tepatnya sejak Dinasti Song atau sekira 800 tahun silam. Lijiang terletak tepat di titik Sungai Jade, terbagi jadi tiga bagian. Kanal-kanal pun memenuhi Lijiang, jembatan menghubungkan satu jalan dengan jalan lainnya.

Kecantikan Lijiang mulai tersohor saat seorang komisioner AS traveling mengitari Provinsi Yunnan akhir abad ke-19. Namun turis mulai berdatangan sejak 1980-an, terpikat dengan kecantikan Lijiang. Tak sedikit seniman yang terinspirasi oleh kecantikan kota ini untuk membuat lukisan atau puisi.

Kekayaan sejarah dan keindahan kotanya, Lijiang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Mengutip situs UNESCO, bagian utara kota ini merupakan distrik komersial. Jalan utamanya adalah Sifangjie, yang diapit kanal besar.

Banyaknya kanal dan jembatan, Lijiang dijuluki 'City of Bridges.’ Banyak bangunan yang berdiri persis aslinya, merepresentasi gaya arsitektur Tiongkok pada masa Dinasti Han dan Zang. Mayoritas rumah terdiri dari dua lantai.

Banyak yang bisa turis lihat di Lijiang, namun yang paling wajib adalah Baisha Old Town. Baisha Old Town dulunya merupakan pusat perdagangan sutra. Kota ini memang dilewati Jalur Sutra dan jalur perdagangan teh pada masa lampau.

Harbin Ice Festival, Hadirkan Kecantikan Es Bernuansa Magis


Melancongyuk - Beberapa negara di bagian utara bumi saat ini sedang mengalami musim dingin. Beberapa negara bahkan mengalami musim dingin dengan suhu yang ekstrem. Salah satunya adalah wilayah paling utara negara Cina, Harbin.

Di Harbin, musim dinginnya bisa sangat ekstrem dengan suhu mencapai minus 19 derajat celcius. Tapi warga Harbin mengusir suasana sendu musim dingin dengan mengadakan festival pahatan es tahunan yang sangat menawan.


Kali ini festival pahatan es Harbin membuat kembali berbagai landmark terkenal dari seluruh dunia. Setiap pahatan es diperindah dengan pencahayaan yang rumit dan berwarna-warni yang semakin membuat hidup suasana festival. Semua pahatan es tersebut terlihat sangat mengagumkan dan memberikan nuansa magis seperti keluar dari cerita negeri dongeng atau film fantasi.

Untuk festival yang telah diadakan untuk ke 34 kalinya ini ditambahkan dua landmark baru, yakni Moscow Red Square dan Bangkok Temple of the Emerald Buddha.

“Terlihat sangat nyata, karena ukuran dan semua pencahayaannya – seperti berada di dalam film fantasi,” ujar Christian Stanley dari China Travel Company.


Festival yang dimulai sejak 5 Januari lalu ini menggunakan kurang lebih 2.000 patung es yang dipahat dari es sebesar 240.000 meter kubik. Semua es tersebut diambil dari Sungai Songhua.

Festival yang tadinya hanya ditujukan untuk para warga lokal ini telah berkembang menjadi festival interasional yang menarik banyak wisatawan asing. Tahun 2017 yang lalu, festival pahatan es ini berhasil menarik 18 juta pengunjung dan menghasilkan pendapatan sekitar 4,4 juta dollar Amerika atau sekitar Rp 59 miliar dari para pengunjung yang datang.


Buat yang mau menyaksikan langsung pahatan es yang mengagumkan di Harbin Ice Festival, kamu masih punya banyak waktu karena festival ini diselenggarakan hingga 28 Februari nanti.