Tampilkan postingan dengan label Malang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Malang. Tampilkan semua postingan

Nikmati Sejuk dan Nyamannya Pesona Alam Coban Jidor


Melancongyuk - Buat anda yang suka sekali dengan wisata alam, maka wisata Coban Jidor ini dapat menjadi salah satu pilihan buat anda untuk mengisi libur anda.

Tempat ini berada di kawasan Desa Ngadireso, Kecamatan Jabung, yang baru di buka pada tahun 2016 ini masih belum banyak wisatawan yang berkunjung.

Ketika anda berkunjung ke tempat wisata ini anda akan merasakan sensasi alam yang tenang dan alami.

Akses untuk menuju tempat wisata Air Terjun Jidor ini sangatlah mudah, bahkan jika anda masih baru berada di Malang dapat dengan mudah menemukan tempat ini.

Akan terasa lebih dekat jika anda lewat daerah tumpang, selain itu jalannya masih satu arah dengan Coban Jahe yang lebih dulu dikenal oleh para wisatawan.

Pada saat akhir pekan wisata Coban Jidor ini di datangi pengunjung yang jumlahnya mencapai 30 orang.

Jangan takut untuk mengunjungi wisata Coban Jidor ini, karena setiap wisatawan telah di cover dengan asuransi kecelakaan.

Tiket masuk ke tempat wisata Coban Jidor ini cukup murah, hanya bekisar 5.000 rupiah setiap orangnya.

Wisata Coban Jidor ini masih tergolong bersih, karena masih belum banyak pengunjung yang datang ke tempat ini dari pada tempat lainnya.

Selain itu pihak pengelola tempat wisata Coban Jidor ini selalu menjaga kebersihan dari tempat wisata ini.

Dalam setiap perjalanan anda menuju air terjun, anda akan menemui banyak sekali tempat sampah untuk tetap menjaga kebersihan dari tempat wisata ini.

Dari tempat parkir wisata ini, anda hanya cukup menempuh perjalanan dengan jarak sekitar satu kilo meter saja.

Anda tidak perlu takut dalam setiap perjalanan, karena pihak pengelola sudah menata bambu untuk anak tangga pada setiap jalanan menurun.

Serunya Berburu Pelangi Abadi di Lereng Gunung Semeru


Melancongyuk - Jalan menembus hutan. Menyurusi jalan tanah berliku. Jalur jalan kaki, berpayung rimbun hutan lereng barat Gunung Semeru, menjadi jalur pembuka menuju ke Coban Pelangi. Jalur perjalanan sering memberikan kejutan tanjakan, dan turunan curam.

Berkelok aliran sungai di tepi jurang, menjadi penghias setiap pejalanan kaki yang menyusuri jalan tanah liat. Air bening mengalir membelah hijaunya hutan tropis. Liukan alirannya, layaknya ular panjang yang menggeliat di atas permadani hijau.

Gemercik air sungai yang alirannya membentur batuan hitam, samar-samar terdengar dari kejauhan, beradu dengan kicau burung, dan suara candaan gerombolan kera. Selepas dari puluhan kelokan, dan turunan curam, sebuah jembatan bambu khas pegunungan, akan menyambut kaki yang mulai lunglai menghadapi jalan setapak.

Jembatan bambu yang melintang di atas aliran Sungai Amprong. Airnya begitu jernih, dan indah. Hijaunya pepohonan, semakin membuat teduh jembatan bambu tersebut. Sesekali air membuih seputih kapas, saat harus membentur bebatuan di tengah aliran sungai.

Segarnya air, membuat langkah kaki yang mulai gontai diterjang jalan setapak berliku dan menurun, terhenti. Jalan setapak di sisi jembatan, menuntun langkah kaki-kaki lelah, untuk mencebur ke alirannya, mencari kesegaran sesaat, sebelum melanjutkan perjalanan menuju pelangi abadi.

Airnya begitu jernih, dan dingin. Bukan hanya kaki yang terjebur di dalam aliran derasnya. Tetapi, wajah dan tangan tidak ingin ketinggalan untuk terbasuh kesegaran dan kemurnian air pegunungan tersebut.

Segarnya air di lereng barat Gunung Semeru, yang dipercaya masyarakat kuno, sebagai gunung suci ini. Seolah menjadi semangat baru dan menghapus seluruh kelelahan untuk melanjutkan perjalanan menuju Coban Pelangi.

Selepas jembatan bambu dan menghabiskan lelah dengan segar air sungai nan jernih, nampak Coban Pelangi menghujam deras dari ujung tebing. Air terjun di celah bukit setinggi 50 meter tersebut, menghadirkan pelangi abadi. Pelangi yang lahir dari butiran air, saat terpapar sinar mentari.

Sepasang mata Muhammad Topan, 14, seolah tidak ingin berkedip. Saat menyaksikan deburan air jernih, meluncur deras di antara celah bukit. “Wah, luar biasa indah. Tidak rugi datang ke sini,” ujar remaja yang masih duduk di bangku SMP itu kepada teman-temannya.

Belasan remaja itu, langsung berlarian menuju ke aliran air di sekitar air terjun. Mereka tidak sabar menikmati segarnya aliran air dari deburan air terjun. Derasnya air yang jatuh, memaksa mereka tidak bisa mendekat ke air terjun, dan lebih memilih menikmati segarnya air di alirannya, sambil menikmati selimut kabut dari butiran air yang menghadirkan warna pelangi.

Air terjun Coban Pelangi menawarkan keabadian warna pelangi. Air terjun ini, berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Karena berada di lereng Gunung Semeru dan hutannya yang masih lebat membuat udara di kawasan itu bisa mencapai 19 derajat Celsius.

Kedamaian abadi, yang juga hadir di antara masyarakat desa. Air terjun ini berada di Desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Lokasinya berada di jalur pendakian menuju ke kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Desa Gubugklakah, berada di sebelah timur Kota Malang. Berjarak sekitar 32 kilometer (km). Banyak angkutan umum, yang bisa mengantarkan para pengunjung datang ke tempat wisata alam ini. Bahkan, saat ini hampir setiap hari kawasan air terjun selalu ramai wisatawan.

Ramainya wisatawan di Coban Pelangi ini, diakui oleh Harini, 50, pedagang makanan yang berjualan di sepanjang jalur menuju ke air terjun. “Kalau dahulu ramainya hanya di hari Sabtu, dan Minggu. Sekarang, hampir setiap hari ramai. Utamanya saat pagi hari,” ujarnya.

Ramainya pengunjung di air terjun yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Malang tersebut karena banyaknya paket wisata ke Gunung Semeru dan Gunung Bromo yang menjadikan Coban Pelangi sebagai salah satu bagian dari paket perjalanan wisata.

Coban Pelangi sepertinya sudah menjadi magnet untuk dikunjungi. Tempat ini seolah menawarkan keabadian, dan kesucian di Gunung Mahameru, yang suci. Pelanginya selalu abadi, mewarnai dan menghidupi segala makhluk.

Wilayah Kabupaten Malang tidak habisnya menawarkan keindahan alam. Wilayah pegunungan, pantai, dan desa-desanya hadirkan keindahan, layaknya pecahan surga yang diturunkan ke bumi untuk segala makhluk menikmati kedamaiannya.

Bupati Malang, Rendra Kresna menyebutkan, wisata di wilayah Kabupaten Malang, sangat lengkap. “Tidak cukup satu hari untuk menikmati keindahan Kabupaten Malang. Para wisatawan harus menginap di sini beberapa hari, agar bisa berwisata sampai puas,” papar dia.

Potensi alam yang luar biasa membuat Kabupaten Malang selalu menjadi maghnet bagi siapapun untuk mengunjunginya. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya jutaan wisatawan setiap tahunnya. Pada tahun 2017 silam, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 5,5 juta orang. Tahun ini, Rendra sangat optimistis jumlahnya akan mengalami kenaikan yang signifikan.

Waduk Selorejo, Bendungan di Malang yang Dikelilingi Tiga Gunung


Melancongyuk - Berbicara soal Malang, Jawa Timur, barangkali terbersit suasana sejuk dengan angin semilir yang menyambut wajah kita dengan ramah. Sensasi menyejukkan mata dan batin akan semakin kamu rasakan saat berkunjung ke Waduk Selorejo. Sejauh mata memandang, kamu bisa melihat tiga gunung mengelilingi bendungan seluas 650 hektar itu.

Ya, view Gunung Kelud, Gunung Anjasmoro, dan Gunung Kawi dari kejauhan mempercantik Waduk Selorejo. Belum lagi pemandangan nelayan yang sibuk menebar jala dan tumbuhan hijau di sekitar waduk. Panorama itu tampak bagai lukisan maha karya Sang Pencipta.

Bendungan Selorejo terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang. Jaraknya dari pusat Kota Malang sekitar 48 kilometer. Tak heran kamu akan merasa sejuk jika bertandang ke sana. Sebab, waduk yang juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik itu berada pada ketinggian 600 mdpl.

Bendungan yang diresmikan pada 1970 dan dikelola oleh Perum Jasa Tirta itu juga difungsikan sebagai destinasi wisata. Traveler bisa menantang adrenalin dengan melewati jembatan gantung yang melintang di sana. Saat kamu menyeberanginya, jembatan itu akan sedikit bergoyang mengikuti langkahmu. Seru!

Yang lebih menarik lagi, kamu bisa naik perahu motor milik penduduk setempat untuk menyeberang ke Pulau Jambu. Ya, pulau seluas 7,5 hektar itu terletak di tengah waduk dan dimanfaatkan sebagai kebun jambu. 
Untuk menyewa perahu motor, kamu harus menyiapkan Rp 50-100 ribu per jam. Ada juga perahu dayung yang disewakan Rp 30 ribu per jam. Sedangkan tiket masuk kebun jambu dikenai Rp 5 ribu per orang.

Di sana kamu bisa memetik jambu biji yang dibiarkan tumbuh rimbun. Kamu bisa memakan langsung hasil petikanmu sepuasnya. Selain itu, jambu biji ini juga bisa kamu beli dan dibawa pulang. Menyenangkan, bukan?

Bagi kamu yang hobi memancing, jangan lupa siapkan kailmu saat berkunjung ke Bendungan Selorejo. Potensi ikan air tawar di waduk itu memang besar. Sebab, sekitar 400-500 ribu bibit ikan disebar tiap tahun. Mulai dari nila tombro, wader, mujaer, tawas, udang, dan ikan lainnya bisa kamu buru.
Fasililtas untuk pengunjung di Selorejo pun cukup lengkap. Selain perahu wisata, telah tersedia pula hotel, cottage, food center, lapangan golf 9 hole, hingga camping ground.

Dengan fasilitas yang lengkap, tiket masuk Taman Wisata Selorejo terbilang cukup terjangkau, yakni dipatok Rp 10 ribu per orang. Dengan suasana menyejukkan dikelilingi tiga gunung dan aktivitas wisata yang menyenangkan, siapa yang bisa menolak?

Yuk, Berwisata Edukasi di Kampung Sapi Adventure Batu


Melancongyuk - Kota Batu, Jawa Timur dikenal dengan ragam wisata alam dan edukasi yang dapat Anda kunjungi. Kini, ada Kampung Sapi Adventure menjadi bagian tempat liburan baru di daerah tersebut.

Kampung Sapi Adventure berlokasi di Jalan Makam, Beji, Junjero, Kota Batu Jawa Timur. Di sini, Anda bisa berwisata edukasi dengan berbagai pengalaman menarik. Tentunya menggali pengetahuan mengenai sapi.

Ketika berinteraksi dengan sapi-sapi ini, Anda akan didampingi oleh penjaga yang nantinya akan menjelaskan secara rinci tentang sapi, serta hewan ternak lainnya. Para wisatawan pun akan diberi kesempatan untuk memberi makan hewan-hewan ternak di Kampung Sapi Adventure.

Selain memberi makan, Anda juga akan diajari cara memerah susu sapi yang baik dan benar. Proses tersebut memang membutuhkan keahlian juga kesabaran. Jika tekhniknya salah, maka sapi ini akan berontak. Untuk itu para pengunjung akan diberi arahan oleh para pembina wisata di sini.

Anda tidak hanya akan melihat dan belajar memerah sapi. Di sini juga ada area outbond. Anak-anak pun bisa memainkannya, karena terjamin keamanannya. Terdapat mjemabatan kecil untuk melatih keseimbangan, juga tebing untuk latihan memanjat.

Harga tiket masuknya pun cukup terjangkau yaitu dengan kisaran harga mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu per-orangnya. Ada dua macam pilihan, Anda bisa memilih meggunakan tour guide atau tidak. (Sportourism)

Jernih dan Segar, Pemandian Instagramable Ini Dipenuhi Ganggang Hijau Menakjubkan


Melancongyuk - Sudah pernah coba berenang di antara ganggang-ganggang berwarna hijau yang menakjubkan? Yang penasaran, kamu bisa datang ke Pemandian Sumber Sirah. Tempat wisata ini menyajikan tempat pemandian bawah air yang memesona.


Airnya jernih dan menyegarkan badan, hingga kamu akan dengan mudah melihat permukaan tempat pemandian. Yang dipenuhi dengan ganggang hijau dan ikan-ikan kecil berenang di antara bebatuan. Berenang di sini sayang banget kalau enggak bawa kamera underwater. Kedalamannya hanya 80 cm hingga 1.5 meter. Selain berenang, kamu juga bisa snorkeling dan menyewa ban untuk tubing.


Sebelumnya, tempat pemandian ini merupakan tempat menyuci bagi warga Putukrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hingga akhirnya netizen menemukan Pemandian Sumber Sirah ini, dan menyebarkan foto-foto keindahan tempat tersebut di sosial media.


Sekarang, Sumber Sirah menjadi tempat wisata keluarga yang hits. Harga tiket masuknya sangat ekonomis, yakni Rp3 ribu per orangnya.

Pemakaman Jadi Destinasi Wisata di Kota Malang


Melancongyuk - Walikota Malang H. Moch Anton resmikan Kampung Kramat sebagai destinasi wisata baru di Jalan Bali, Kelurahan Kasin, Kota Malang, Selasa (13/02/2018). Hal ini dilakukan oleh tangan orang-orang kreatif, sehingga perkuburan menjadi tempat wisata. Di Kampung Kramat ini juga dijual berbagai hasil karya warga sekitar, mulai dari tasbih, berbagai kerajinan dari ban bekas, sampai dengan kopi cap tulang.

Abah Anton (H. Moch Anton) mengungkapkan, dengan diresmikannya Kampung Kramat menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang menjadi harapan tersendiri untuk bisa menyejahterakan warga kampung ini. Hal ini sejalan dengan progarm Pemerintah Kota Malang untuk mengembangkan kampung tematik di Kota Malang.

“Sesuai dengan tagline Kampung Kramat ini ’Kematian Yang Menghidupi'. Kami berharap keberadaan kampung ini bisa semakin membawa keberkahan,” jelas Abah Anton.

Berkunjung ke Kampung Kramat juga bisa melihat berbagai aktivitas masyarakatnya, mulai saat mereka memandikan jenazah, juru rawat makam, tukang nisan dan lain-lain. Sebelum diresmikan menjadi kampung destinasi wisata, kampung ini juga sudah meraih juara tiga pada lomba kampung tematik yang digelar Pemerintahan Kota Malang.

Kampung Kramat yang ada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) ini menjadi unik, karena berada di tengah pemakaman. Oleh sebab itulah, kampung ini disebut sebagai Kampung Kramat.

Keunikan inilah yang membuat Pemerintah Kota Malang, Utero Indonesia (perusahaan branding), dan perusahaan cat PT Propan Raya (pendukung CSR) dengan MCF (Malang Creative Fusion) sebagai kolaborator tertarik menjadikan Kampung Kramat sebagai destinasi wisata kampung tematik baru di Kota Malang.