Tampilkan postingan dengan label Banyuwangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banyuwangi. Tampilkan semua postingan

Kampung Budaya akan Menjadi Destinasi Baru di Banyuwangi


Melancongyuk - Sektor pariwisata di Banyuwangi terus mengalami pertumbuhan. Hingga saat ini tercatat sudah ada 4,8 juta wisatawan yang datang berkunjung. Sedangkan untuk jumlah wisatawan mancanegara (wisman) sudah mencapai 100 ribu orang.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan jika sekarang ini lama wisatawan berkunjung semakin lama. “Rata-rata wisatawan sekarang tinggal 3-4 malam karena mulai mengetahui destinasi lain. Dulu yang terkenal hanya Kawah Ijen sehingga mereka menginap hanya 1 malam di sekitaran sana,” tutur pria yang akrab disapa Anas itu.

Pencapaian itu tentu tidak didapatkan dengan mudah. Anas mengatakan jika pemerintah daerah terus memperbaiki kualitas lingkungan dan acara yang dibuatnya. Sekadar informasi, baru-baru ini Banyuwangi berhasil meraih penghargaan sebagai Kota Terbersih di tingkat ASEAN. Kementerian Pariwisata RI pun menganugerahkan penghargaan Kota Festival terbaik.

“Tahun ini kami memilki 77 event di mana meningkat dari tahun lalu yang hanya 52 event. Dengan begitu setiap minggu ada 2-3 event,” tambah Anas. Selain itu, kebutuhan hospitality di Banyuwangi juga akan semakin lengkap karena hingga bulan Juni nanti akan ada beberapa hotel baru yang mulai dibuka. Selain itu, sudah ada 420 home stay yang siap menampung wisatawan.

Cara lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengembangkan destinasi wisata baru sehingga bisa menjadi alternatif untuk wisatawan. Rencananya, dalam beberapa bulan ke depan akan ada Kampung Budaya. Nantinya wisatawan dapat melihat secara langsung hal-hal yang menyangkut kebudayaan khas Banyuwangi dan mengambil foto di dalamnya.

“Kampung Budaya akan dimulai dalam dua bulan ini. Selama ini kebudayaan tidak bisa dilihat, hanya bisa dirasakan sementara tren-nya orang sekarang ingin selfie, ingin motret rumah budaya. Mudah-mudahan dalam lima bulan ini telah selesai dan dapat dinikmati oleh anak-anak muda,” jelas Anas.

Dengan dibangunnya Kampung Budaya, Anas berharap anak muda maupun masyarakat dan wisatawan dapat menikmatinya. Rencananya akan disediakan banyak spot Instagramable serta rumah budaya seperti Rumah Osing, Rumah Masyarakat Mataraman, maupun masyarakat Madura.

Pemandangan Ala Afrika di Taman Nasional Baluran


Melancongyuk - Kalau kita ingin merasakan suasana Afrika yang terkenal dengan alam liarnya, kita tidak perlu jauh-jauh ke Afrika karena kita bisa pergi ke Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran ini terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, dan wilayah Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Kita bisa berangkat dari arah Surabaya atau Banyuwangi, mengingat tempat ini berada di jalur Bus jurusan Surabaya-Banyuwangi.

Keunikan dari Taman Nasional Baluran ini terletak pada padang sabana yang luas dan menyerupai suasana di alam liar Afrika. Area padang sabana di tempat ini luasnya lebih dari 40% luas keseluruhan Taman Nasional Baluran. Kita bisa menyaksikan suasana padang sabana dengan rerumputan dan pohon-pohon yang tersebar dengan jarak yang cukup jauh.


Pohon-pohon di padang sabana yang ada di Taman Nasional Baluran merupakan tempat yang instagramable. Banyak pengunjung yang seolah-olah berteduh di bawah pohon-pohon ini, namun sesungguhnya menjadikannya sebagai pose foto yang menawan. Kita tidak akan kehabisan pohon untuk bisa kita jadikan latar dalam foto profil kita. Sulit membedakan apakah itu ada di Indonesia atau di Afrika.

Bentuk pohonnya juga unik-unik. Bisa jadi tidak ada pohon yang berbentuk sama persis satu dan lainnya. Pohon-pohon ini menjadi penghias saat kita melintas di jalan-jalan sepanjang padang sabana. Saat kita menemukan bentuk pohon yang menurut kita menarik untuk menjadi penghias foto kita, kita bisa berhenti dan memotret. Jangan khawatir dengan debu, karena kadang-kadang debu juga bisa menjadi salah satu elemen yang meyakinkan bahwa kita berada di sebuah negeri antah-berantah di Afrika.


Taman Nasional Baluran mempunyai lebih dari 400 jenis pohon. Ada beberapa jenis pohon merupakan jenis yang khas dan mampu beradaptasi pada keadaaan yang sangat kering. Selain itu, Taman Nasional Baluran ini mempunyai lebih dari 20 jenis mamalia dan lebih dari 150 jenis burung. Binatang yang paling banyak ditemui adalah kera, ayam hutan, burung merak, kerbau, banteng dan jerapah. Kalau anda beruntung anda bisa bertemu dengan rusa, kijang, macan tutul dan kancil.

Mengingat binatang yang ada di Taman Nasional Baluran adalah binatang liar, kita harus tetap hati-hati dan memperhatikan peraturan yang ada. Salah satu contohnya adalah jarak saat kita ingin memotretnya. Terlebih lagi untuk binatang yang berukuran besar seperti banteng atau binatang buas seperti macan tutul.

Tidak hanya itu yang bisa membuat suasana memorable. Jalan-jalan sepanjang Taman Nasional Baluran juga menyajikan pengalaman yang luar biasa. Selain jalannya masih berupa jalan tanah, jalurnya melalui padang sabana dan hutan liar. Dalam perjalanan kita bisa menyaksikan perbedaan padang sabana dan hutan musim yang liar. Ini bisa menjadi seperti sebuah petualangan yang bisa kita ceritakan di kemudian hari.


Hijaunya pepohonan yang ada di dalam hutan musim sangat kontras dengan pohon-pohon di padang sabana. Kita bisa menyaksikan perubahan suasana dari titik ke titik lainnya. Beberapa jalan yang melintas hutan musim sudah di aspal. Meskipun banyak yang rusak, namun itu tidak menganggu suasana petualangan berada di dalam hutan.

Taman Nasional Baluran menjadi salah satu tempat hutan lindung dan suaka margasatwa terbesar di Pulau Jawa, sehingga ekosistem di tempat ini terus dijaga. Tidak hanya itu, Taman Nasional Baluran membuka diri sebagai tempat wisata yang bisa menghilangkan kepenatan kota menjadi kesegaran. Keberadaan Taman Nasional Baluran merupakan salah satu corak alam Indonesia yang luar biasa.

Banyuwangi jadi Kota Festival Terbaik


Melancongyuk - Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama dengan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, hari ini meluncurkan Top 77 Calendar of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018. Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Sapta Pesona itu, Arief telah menetapkan Banyuwangi sebagai kota atau destinasi Festival Terbaik.
 
"Banyuwangi sudah ditetapkan sebagai kota festival terbaik. Ini karena festival yang dirancang di Banyuwangi telah memenuhi cultural values, commercial values, konsistensi pelaksanaan, serta berdampak pada pendapatan per kapita," ungkapnya, Kamis 1 Februari 2018.
 
Selain itu kata dia, kesiapan unsur 3A-nya (atraksi, amenitas, dan aksibilitas) terutama konektivitas udara dengan digunakannya Bandara Blimbingsari Banyuwangi oleh sejumlah maskapai nasional dari Jakarta, Surabaya, dan Bali.
 
Selain menjadi kota festival terbaik, lanjut dia, Banyuwangi pun tercatat sebagai daerah yang paling banyak menggelar festival selama setahun yakni sebanyak 77 event. Dengan begitu kata dia, setidaknya akan ada agenda setiap minggunya yang digelar di Banyuwangi.
 
"Tadinya baru ada 72 event sekarang sudah menjadi 77 event," jelas Arief.
 
Di sisi lain, Bupati Azwar Anas menyebut dari lima event baru yang cukup menarik adalah festival kampung coklat. Dengan adanya event yang akan digelar pada 12 Mei mendatang, dirinya berharap dapat mempopulerkan paket wisata edukasi pengolahan coklat.
 
"Ada penghasil cokelat terbesar dunia namanya glanmor. Sejak zaman Belanda. Sayangnya selama ini orang glanmor enggak pernah makan cokelat jadilah dibikin kampung cokelat. Dan di sana orang bisa makan pisang dalamnya cokelat. Semuanya coklat," beber Azwar. (viva)

Dibuat Mirip Barcelona, Wisata Grand Watudodol Juara Tingkat ASEAN


Melancongyuk - Kualitas pariwisata Banyuwangi makin diakui internasional. Terbaru, kabupaten tetangga Bali ini menyabet juara kawasan wisata bersih tingkat ASEAN.

Pesisir di barat selat Bali ini mampu menyisihkan kawasan pantai lain di Asia Tengggara. Selain kebersihan, keterlibatan masyarakat dalam mengelola obyek pariwisata menjadi penilaian khusus. Sehingga kawasan wisata bisa tumbuh, menyedot wisatawan.

Pesisir yang mendapatkan penghargaan bergengsi ini adalah Grand Watudodol (GWD) dan Bangsring Under Water. Kawasan wisata di utara Banyuwangi ini kini tumbuh dengan pesat setelah masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan.

Salah satunya, menjaga kebersihan dan konservasi terumbu karang. Dahulu, warga setempat memilih menggunakan bom untuk berburu ikan. Kini, mereka melestarikan terumbu karang dan menjadikan pantai sebagai kawasan wisata menarik. “Program pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian laut dan pengelolaan wisata yang membuat kita mendapatkan penghargaan juara tingkat ASEAN,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas disela sidak di kawasan wisata GWD, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Minggu (28/1). Penghargaan diserahkan di Thailand, Jumat (26/1/18).

Dijelaskan, ada 108 indikator hingga Banyuwangi menyabet kategori kawasan wisata bersih. Semua ini, kata Anas, setelah masyarakat dilibatkan dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata.

Dia mencontohkan kawasan wisata GWD yang dikelola Kelompok Sadar Wisata. Mereka diajak mengelola sekaligus menjaga kebersihan kawasan wisata.

Hanya, imbuh Bupati, kesadaran wisatawan menjaga kebersihan wisata harus ditumbuhkan. Anas menambahkan, pihaknya akan membuat aturan bagi pengunjung wajib menyewa tas sampah. Lalu, menyerahkan uang jaminan Rp 25.000.

Tas itu akan digunakan menyimpan sampah pengunjung sendiri. Setelah pulang, tas akan diserahkan ke petugas, uang jaminan dikembalikan. ” Ini akan kita coba, agar masyarakat bisa peduli menjaga kebersihan.

Selain itu, pihaknya menambah tenaga menghadapi fenomena sampah kiriman dari laut. “Kalau sampah kiriman, fenomena semua daerah yang punya laut. Bali juga begitu. Kita harus kerahkan tenaga esktra jik ada kiriman sampah,” jelasnya.

Khusus di wisata GWD kata Anas, penataannya melibatkan arsitek nasional. Dibuat mirip Barcelona. Lokasinya juga strategis. Di jalur pantai utara yang menghubungkan pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. “Kita sengaja mengembangkan pantai ini. Selain wiew-nya selat Bali, lokasinya bisa menjadi rest area wisatawan dari Jawa ke Bali,” pungkasnya.

Uniknya Kampung Wisata Primitif di Banyuwangi




Melancongyuk- Sejumlah destinasi wisata baru terus bermunculan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Upaya pengembangan objek wisata baru tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun masyarakat yang sadar akan potensi wisata terus berinovasi untuk memunculkan ide kreatif dengan mengelola sumber daya alam di sekitar tempat tinggalnya.

Warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, di Kabupaten Banyuwangi menyulap sebuah kawasan menjadi destinasi wisata Kampung Primitif yang mengandalkan potensi alam dan menjadi salah satu ikon unggulan desa di selatan kabupaten setempat. Kampung Primitif merupakan singkatan dari kata Prima dan Inovatif.


Gagasan ide tersebut muncul dari anak muda Desa Purwodadi guna mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengembangkan potensi alam yang berada di desanya. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sidodadi Subandi Winoto mengatakan anak-anak muda di desa memiliki bakat di bidang taman dan ide kreatif, sehingga untuk mengekspresikan keduanya dibuat sebuah kampung yang identik dengan kehidupan pedalaman atau prasejarah.

"Ide atau gagasan awal kampung primitif lahir dari kreativitas pemuda, sehingga kampung primitif itu merupakan wadah dan ruang ekspresi bagi kami untuk mengembangkan potensi alam yang ada di Desa Purwodadi," katanya.