Tampilkan postingan dengan label Ambon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ambon. Tampilkan semua postingan

Morea; Belut Keramat Belut Raksasa, Lestari di Kolam Waiselaka


Melancongyuk -Ambon manise menyimpan begitu banyak wisata alam yang menakjubkan. Bukan cuma pantai, satu destinasi menarik lain di sekitar Ambon adalah Kolam Waiselaka. Kolam jernih yang dihuni oleh Morea, belut raksasa yang dikeramatkan. Wih!

Bayangkan, panjangnya bisa 1 meter lebih. Besar dan yang membuat terharu adalah, penduduk sekitar amat menghormatinya.

Ya, menurut kepercayaan masyarakat di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku tengah ini, jika memakan Morea, dapat menimbulkan masalah besar dalam hidupnya dan akan terkena hukum adat pula. Wow, tegas sekali bukan?


Namun ketegasan itu membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan kelestarian alam amatlah penting. Maka, masyarakat di sekitar pun terus melestarikan keberadaan belut-belut besar ini , juga sebagai wisata menarik di Negeri Larike.

Berjarak 45 menit dari pusat Kota Ambon, jalannya sudah lumayan bagus, tapi cukup sempit. Di tengah-tengah pemukiman penduduk, terdapat plang penunjuk dan suatu papan bertuliskan ‘Kolam Waiselaka’.

Kolam Waiselaka cukup luas dan berwarna jernih. Menariknya, salah satu sisi kolam digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian oleh warga setempat.

Namun di sebelah kiri yang dekat dengan tebing, airnya tidak boleh dipakai untuk apa pun karena digunakan untuk minum. Warnanya pun lebih biru dan lebih jernih.

“Kolam ini di dalamnya ada terowongan yang mengarah ke laut. Ada sumber mata airnya juga. Ikan-ikan dari laut itu berenang sampai ke sini dan akhirnya hidup di air tawar. Itu aneh tapi nyata,” ujar Baldus Bakarbessy, sang pemandu setempat kepada detikTravel.

Pak Bai, begitu panggilan akrabnya langsung menunjukan sesuatu yang tidak biasa. Dia menyuruh untuk melihat ke pinggiran kolam, yang terlihatlah ekor-ekor ikan yang besar. Itulah Morea, belut raksasa yang jumlahnya ratusan ekor.


Ternyata Pak Bai sendiri adalah satu dari dua pawang Morea. Morea tidak akan menampakan diri kalau tidak dipanggil olehnya. Sejurus kemudian, Pak Bai turun ke air dengan mulut berkomat-kamit seperti membaca doa, sambil mengelus-elus permukaan air.

Tak butuh waktu lama, beberapa Morea keluar dari pinggiran kolam. Ukurannya sangat besar, tidak seperti belut pada umumnya. Tubuhnya juga besar, mampu membuat takjub.

Sejarahnya, pada zaman dulu penduduk dari gunung ingin pindah ke pinggiran pantai. Kebutuhan hidup di sana dinilai lebih banyak, seperti makanan dan lain-lainnya. Lalu, dilemparlah tombak dari jauh (yang diyakini berkekuatan gaib) dan tertancaplah di tanah yang sekarang di pinggirannya kolam.

Dari situ, keluarlah air dan ikan-ikan serta Morea. Pertanda ada mahluk hidup di sana dan bisa menjadi tempat tinggal. Tapi tentu, mahluk-mahluk di dalam airnya termasuk Morea dilarang untuk dibunuh.