Tiga Masjid Cheng Ho di Indonesia


Melancongyuk - Laksamana Cheng Ho begitu terkenal di Indonesia. Dia adalah seorang penjelajah dari Tingkok pada masa Kaisar Yongle (1403-1424 Masehi). Yongle merupakan kaisar ketiga dari Dinasti Ming.

Cheng Ho adalah penjelajah Muslim yang telah melalangbuana ke sekitar 30 negara di Asia dan Afrika dengan membawa misi dagang dan penyebaran agama. Dia mengikutsertakan ribuan awak dan puluhan kapal dalam pelayarannya. Di Indonesia, Cheng Ho pernah singgah selama tujuh kali, dari mulai Kerajaan Samudra Pasai, Cirebon, hingga Majapahit.

Dalam setiap kunjungannya, Cheng Ho menjalin persahabatan dan kerja sama dengan para penguasa lokal. Tak lupa juga dia menyebarkan agama Islam. Karena itu, dalam banyak prasasti dan catatan sejarah, Laksamana Cheng Ho dikabarkan sangat dekat dengan para raja dan sultan di Nusantara.

Atas jasanya tersebut nama Cheng Ho kini dipakai untuk nama masjid dengan corak Tionghoa yang sangat kental. Ada beberapa Masjid Cheng Ho yang berdiri di Indonesia dan semuanya selalu ramai didatangi jamaah untuk beribadah.

Masjid Cheng Ho Surabaya

Masjid Cheng Ho ini mulai dibangun pada 15 Oktober 2001 dan diresmikan penggunaannya pada 13 Oktober 2002. Masjid ini dibangun pengurus Pembina Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), dulu Pembina Iman Tauhid Islam Imam Tauhid Islam, dan Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Jawa Timur.

Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 3.070 meter persegi. Ciri khasnya adalah perpaduan gaya Arab dan Tiongkok. Pintu masjid menyerupai pagoda dengan relief naga dan patung singa dari lilin bertuliskan "Allah" dalam huruf Arab di bagian puncak.

Bagian atas bangunannya bertingkat tiga dan merupakan pengaruh Hindu Jawa. Bentuknya segi delapan dan menyerupai pagoda. Hasil perpaduan berbagai gaya pada masjid ini membuat Masjid Cheng Ho didominasi oleh empat warna, yaitu merah, kuning, biru, dan hijau. Dalam kepercayaan Tionghoa, keempat warna ini adalah simbol kebahagiaan, kemasyhuran, harapan, dan kemakmuran.

Masjid Cheng Ho Palembang

Nama aslinya adalah Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang. Lokasinya berada di Jakabaring, Palembang. Masjid ini juga dibangun oleh pengurus PITI dan masyarakat Tionghoa di Palembang.

Masjid ini dibangun dengan perpaduan unsur Cina, Melayu, dan Nusantara. Peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan pada 2003 dan diresmikan pada 2006. Jamaah yang bisa ditampung di dalamnya mencapai sekitar 600 orang.

Masjid Cheng Ho Palembang ini dibangun di atas tanah seluas 5.000 meter persegi dengan dua menara di kedua sisinya. Menara tersebut dicat warna merah dan hijau giok laksana klenteng-klenteng di Cina.

Masjid Cheng Ho Purbalingga

Masjid ini terletak di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah. Sama halnya dengan yang lain, masjid Cheng Ho ini juga dibangun atas prakarsa pengurus PITI serta masyarakat Tionghoa di Purbalingga dan sekitarnya.

Dari jauh, masjid berwarna dominan hijau, merah, dan kuning itu mudah dikenali sebagai ciri gambaran seekor naga. Pintu masuknya menyerupai pagoda, terdapat relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz "Allah" dalam huruf Arab di pucuk pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.

Arsitekturnya yang menyerupai kelenteng merupakan bentuk identitas Muslim Tionghoa di Indonesia, sekaligus mengenang leluhur warga yang mayoritas beragama Buddha. Perbedaannya dengan klenteng adalah dua hiasan kaligrafi huruf arab pada kedua sisi dinding luar, yang lazimnya dicirikan dengan bentuk dan warna bangunan yang khas.

Related Posts

Tiga Masjid Cheng Ho di Indonesia
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.