Tampilkan postingan dengan label Wonogiri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wonogiri. Tampilkan semua postingan

Omah Piring Destinasi Wisata Unik di Wonogiri


Melancongyuk - Di Dusun Sendang, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, tepatnya sebelah selatan tempat Wisata Keramik Wonogiri dan masih berada di kawasan wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur, terdapat rumah yang menyimpan lebih dari 500 piring.

Tempat ini dinamai Rumah Piring karena ratusan piring terdapat pada seluruh bagian rumah hingga luar rumah. Pengelola Rumah Piring, Ernawa Sari, mengatakan Rumah Piring buka pada pukul 08.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Cukup banyak pengunjung yang datang untuk berfoto dengan latar belakang ratusan piring dengan lukisan seperti burung, gajah, bunga hingga ikan yang ditata dengan rapi. Berawal dari beberapa orang yang berfoto dan membagikannya pada sosial media pada tiga tahun lalu hingga saat ini pengunjung rumah piring semakin banyak.

“Sebenarnya piring-piring ini merupakan over produksi dari bisnis keramik dan genting, maka tempat ini [Rumah Piring Wonogiri] yang sebelumnya adalah gudang kami manfaatkan untuk masyarakat,” ujar Erna.

Wanita kelahiran Majalengka, Jawa Barat, tersebut mengatakan seluruh piring diproduksi di Jawa Barat dengan diameter rata-rata 30 sentimeter. Ia mengaku tidak membuka tarif khusus untuk pengunjung Rumah Piring melainkan hanya memberikan sumbangan secara sukarela untuk biaya pemeliharaan piring-piring tersebut.

Dalam sebulan, 100-150 orang mengunjungi Rumah Piring Wonogiri tersebut untuk berswafoto. Namun, jumlah ini dapat melonjak ketika terdapat momen-momen tertentu seperti Lebaran dan liburan sekolah. Ernawa Sari berniat mengembangkan Rumah Piring sebagi ikon Kabupaten Wonogiri karena Rumah Piring dirasa cukup unik.

Menariknya Wisata Edukasi di Kampung Wayang


Melancongyuk - Sahabat tahu tempatnya berwisata edukasi yang cocok buat keluarga dan teman-teman ? Di kota Solo ada wisata yang mengenalkan budaya Indonesia, khususnya tentang wayang.

Main ke Kampung Wayang, Kepuhsari, Manyaran, Wonogiri bisa membuat kita merasakan atmosfer yang kuat dalam melestarikan budaya Jawa. Masyarakat terlihat begitu mencintai kebudayaannya sendiri, budaya Indonesia. Dapat berkunjung dan mengetahui cara pembuatan wayang kulit.

Beberapa rumah asli limasan khas tradisional Jawa Tengah terdapat banyak berjajar di sepanjang kampung. Pemandangan asyik melepas penat dari hiruk pikuk kota besar. Rumah-rumah limasan di Kampung Wayang ini, beberapa dijadikan guest house. Kita dapat menginap di rumah-rumah warga yang juga merupakan guest house.

Kita bisa santai sore menikmati sepoi-sepoi angin di halaman rumah limasan dengan menikmati sajian kuliner khas Wonogiri. Diantaranya adalah Thiwul, makanan berbahan dasar singkong. Ada pula, tempe benguk makanan sehat berbahan dasar benguk, biasa digunakan sebagai pengganti kedelai. Selain makanan terdapat pula jamu, minuman sehat berbahan dasar rempah-rempah.

Selain menikmati bermalam di suasana desa, kita dapat menyaksikan proses pembuatan wayang kulit, pertunjukan wayang kulit, workshop pembuatan wayang, display galeri wayang, aneka kerajinan yang dihasilkan di kawasan Manyaran.

Anak-anak bebas berekplorasi tentang alam pedesaan, berlari-lari di halaman yang sejuk, sekaligus bisa belajar mengenal kebudayaan asli Indonesia, yaitu wayang.

Kegiatan seperti melihat proses pembuatan wayang, mengenal kisah filosofi wayang dan cerita di balik tiap kisah tokoh wayang. Belajar meneladani karakter baik dan buruk, kebaikan melawan kejahatan, loyalitas dan dedikasi, dan masih banyak hal lagi yang bisa didapatkan dari wisata edukasi serta budaya di Kampung Wayang ini.

Kampung Batu, Potensi Wisata yang Belum Tersentuh


Melancongyuk - Bentang alam dengan karunia perbukitan karst mengelilingi wilayah Kabupaten Wonogiri. Tak ubahnya wilayah Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran. Desa ini memiliki potensi wisata alam yang luar biasa.

Salah satunya, obyek wisata Kampung Batu yang berada di Dusun Tlogo. Indahnya panorama alam berupa tebing-tebing batu menjulang tinggi mengundang rasa kagum akan megahnya kuasa Sang Pencipta.

“Di sana ada lembah sungai yang diapit tebing-tebing batu, sehingga mirip ngarai. Di bawahnya ada rumah-rumah warga, ya rasanya unik sekali,” kata pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tetuko Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Retno Lawiyani,Sabtu (17/2/18).

Tebing-tebing batu tersebut menjulang tinggi hingga puluhan meter dari sungai. Puncak tebing batu di sisi selatan disebut Bukit Batu, sedangkan puncak tebing batu di sisi utara dinamai Platar Ombo.

Sesuai namanya,dalam bahasa jawa, Platar Ombo berarti dataran batu yang luas. Di lokasi itu, puncak Platar Ombo berupa dataran berbatu yang luas. Bahkan, beberapa bidangnya bisa ditanami padi. Puncak bukit itu pernah dikunjungi ratusan anak sekolah namun masih menyisakan ruang yang luas.

Sementara di puncak Bukit Batu, warga telah membuat anak tangga dengan memahat bebatuan. Mereka juga membuat pagar dari kayu sebagai pegangan di sepanjang jalur bebatuan tersebut supaya mudah dilewati.

“Dari kedua puncak tebing batu tersebut, pengunjung bisa menikmati sunrise. Bahkan, Waduk Gajahmungkur akan terlihat jelas ketika cuaca cerah,” ujarnya.

Masih ada potensi lain di dusun itu, salah satunya adalah sungai. Ada cabang sungai yang masuk ke dalam rongga batu besar, mengalir di bawah tebing batu sekitar satu kilometer, kemudian keluar lagi dari sisi lain tebing tersebut.

Akan tetapi, untuk kesana medannya sangat sulit. Bahkan, hingga saat ini belum ada orang yang berani menyusuri sungai di dalam batu itu.

Dengan potensi alam tersebut, pihaknya berencana mengembangkan Kampung Batu agar lebih menarik wisatawan. Yakni dengan membangun beberapa gazebo. Selain itu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mendampingi pengembangan wisata desanya.

“Puncak Bukit Batu gampang dijangkau wisatawan. Mereka cukup berjalan kaki beberapa ratus meter dari rumah paling ujung. Terkadang di sini banyak monyetnya, bisa ratusan ekor,” ujarnya.