Kue Denderam Riau, Si Keling Nan Legit untuk Sarapan
Riau Sumatra Wisata Kuliner Wisata Nusantara
Melancongyuk - Pekanbaru cocok dikunjungi pada libur akhir pekan panjang ini. Selain untuk mengeksplorasi bangunan-bangunan bersejarah yang lekat dengan cerita perdagangan masa lampau, kulinernya yang beragam tak boleh dilewatkan. Salah satu yang menarik untuk dicoba adalah kue denderam.
Kue Denderam alias peniram khas Riau adalah jajanan pasar yang populer dijuluki sebagai kueh harian Melayu. Artinya, penduduk setempat mengkonsumsi kue itu saban hari.
Dulu, kue itu hanya ditemukan saat upacara keagamaan atau momen-momen khusus, seperti bulan puasa. Namun, kini, setiap hari denderam menjadi penganan wajib santap. Terutama untuk sarapan dan teman minum teh atau kopi.
Ketua Generasi Pesona Indonesia Pekanbaru, Bayu Amde Winata mengatakan kue denderam bisa ditemui di semua pasar tradisional di Pekanbaru maupun di daerah Riau lainnya. "Apalagi di pesisir Malaka," kata Bayu saat dihubungi, Jumat, 30 Maret.
Masuknya kue denderam ke Riau memang lekat dengan sejarah awal 1900-an yang terjadi di daerah pesisir. Pada era itu, konon, Inggris membawa para pekerja perkebunan karet dan pertambangan timah dari India Selatan menuju Malaysia.
Didatangkannya kaum buruh ke tanah Melayu pada masa itu meninggalkan beberapa warisan yang masih terlacak sampai sekarang, salah satunya kuliner, dan terbawa sampai pesisir Riau. Resep mirip denderam disebut-sebut menjadi salah satu warisanya.
Maka itu, sampai sekarang, kue denderam dikenal sebagai makanan rakyat. Selain di pesisir Riau, kue serupa juga dapat ditemukan beberapa daerah di Kalimantan.
Kue denderam sekilas mirip kue cucur. Hanya, bentuknya berbeda. Denderam memiliki ukuran lebih kecil dan berlubang seperti jaring-jaring raksasa. Rasanya sangat manis. Gula aren atau gula merah royal dituang pada adonan tepung beras untuk memberi rada manis yang medok.
Seperti rasanya yang bisa masuk untuk lidah siapa pun, harga kue ini juga merakyat. Satu buah denderam dihargai Rp 1.000.
Kue Denderam alias peniram khas Riau adalah jajanan pasar yang populer dijuluki sebagai kueh harian Melayu. Artinya, penduduk setempat mengkonsumsi kue itu saban hari.
Dulu, kue itu hanya ditemukan saat upacara keagamaan atau momen-momen khusus, seperti bulan puasa. Namun, kini, setiap hari denderam menjadi penganan wajib santap. Terutama untuk sarapan dan teman minum teh atau kopi.
Ketua Generasi Pesona Indonesia Pekanbaru, Bayu Amde Winata mengatakan kue denderam bisa ditemui di semua pasar tradisional di Pekanbaru maupun di daerah Riau lainnya. "Apalagi di pesisir Malaka," kata Bayu saat dihubungi, Jumat, 30 Maret.
Masuknya kue denderam ke Riau memang lekat dengan sejarah awal 1900-an yang terjadi di daerah pesisir. Pada era itu, konon, Inggris membawa para pekerja perkebunan karet dan pertambangan timah dari India Selatan menuju Malaysia.
Didatangkannya kaum buruh ke tanah Melayu pada masa itu meninggalkan beberapa warisan yang masih terlacak sampai sekarang, salah satunya kuliner, dan terbawa sampai pesisir Riau. Resep mirip denderam disebut-sebut menjadi salah satu warisanya.
Maka itu, sampai sekarang, kue denderam dikenal sebagai makanan rakyat. Selain di pesisir Riau, kue serupa juga dapat ditemukan beberapa daerah di Kalimantan.
Kue denderam sekilas mirip kue cucur. Hanya, bentuknya berbeda. Denderam memiliki ukuran lebih kecil dan berlubang seperti jaring-jaring raksasa. Rasanya sangat manis. Gula aren atau gula merah royal dituang pada adonan tepung beras untuk memberi rada manis yang medok.
Seperti rasanya yang bisa masuk untuk lidah siapa pun, harga kue ini juga merakyat. Satu buah denderam dihargai Rp 1.000.