Tampilkan postingan dengan label Mekkah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mekkah. Tampilkan semua postingan

Menikmati Malam Ramadhan di Museum Jeddah


Melancongyuk - Arsitektur yang menakjubkan di Museum Abdul Raouf Khalil di Jeddah membawa masyarakat Arab Saudi kembali ke Jeddah di masa lalu. Ukiran kayu tampak mendominasi sebagian besar arsitektur perkotaan, terutama pada pintu dan jendela museum.

Selama tiga hari sejak Senin (28/5) hingga Rabu (30/5) waktu Saudi, acara 'Ramadhan Malam' digelar di alun-alun di sekitar museum. Di depan setiap bangunan, terdapat ruang-ruang stand berdiri. Seluruh fasilitas tersebut dibuka untuk pertama kalinya ke publik.

Kepala penyelenggara acara, Mohamed Said, mengatakan acara ini membantu mengembalikan malam-malam tradisional Ramadhan di Saudi seperti halnya di masa lalu. Karena di dalamnya menampilkan bazar, makanan tradisional, seruan mesaharati (pembangun sahur) dan seruan Saqqa, serta lagu-lagu rakyat Hijazi.

"Tujuan dari acara ini adalah untuk menggambarkan warisan Saudi dan bagaimana nenek moyang kita dulu hidup dan itu juga membawa kembali kisah masa lalu," kata Said, dilansir di Arab News, Kamis (31/5).

Ia mengatakan, mereka melakukan upaya untuk membantu masyarakat menghidupkan kembali pengalaman di masa lalu yang berkaitan dengan Ramadhan. Seperti halnya masakan tradisional, Saqqa, Masahraty dan orang Balilah. Salah seorang pengunjung asal Ukraina yang tengah berada di Jeddah, Katia, mengatakan bahwa kegiatan Malam Ramadhan di Museum Jeddah tersebut sangat menarik. Menurutnya, dekorasi tempat ini sama seperti di dongeng.

"Saya sebenarnya sedang menunggu kesempatan untuk datang ke sini karena saya mendengar bahwa acara itu tidak terbuka setiap hari untuk umum. Saya jatuh cinta dengan tempat ini," ujar Katia.

Sementara itu, seorang 'pria Balilah' bernama Adel Abu Laban mengatakan bahwa ia memiliki banyak penonton untuk Balilahnya. Laban telah bekerja sebagai Balilah selama lebih dari 20 tahun.

"saya percaya acara semacam itu akan membantu orang-orang menjadi lebih dekat dengan tradisi mereka," ujarnya.

Balilah adalah hidangan populer di masyarakat Arab, terutama di Suriah, Irak, Mesir, dan Hijaz, Balilah merupakan sejenis makanan yang terdiri dari buncis rebus, jinten, acar dadu dengan cuka, dan rempah-rempah. Makanan ini kerap dijual di jalanan di lingkungan populer dan saat Ramadhan.

Makkah Gencar Promosikan Wisata Sejarahnya

Pintu gerbang kota Makkah
Melancongyuk -Ada lebih dari 40 situs arkeologi dan sejarah yang tidak diketahui secara luas di Makkah. Situs tersebut mewakili sumber daya ekonomi dan sejarah yang kaya yang dapat dipromosikan di kalangan peziarah dan maupun turis lainnya ke kota tersebut. Kekayaan arkeologi ini dapat memainkan peran utama dalam rencana Visi Arab Saudi 2030.

Fawaz Al-Dahas, direktur Pusat Sejarah Makkah, mengatakan kepada laman Arab News bahwa kekayaan situs arkeologi kota tersebut mencakup beberapa lokasi terpenting dalam sejarah Islam. Pengunjung ke situs bisa menemukan sejarah Makkah yang kaya. Selain itu pemerintah juga memperbaiki prasarana penunjang di beberapa lokasi, terutama yang sulit dijangkau, seperti Gunung Tsur dan Gua Hira.

Sementara itu Saad Al-Joudi, seorang peneliti sejarah, mengatakan bahwa pembangunan mobil kabel untuk Gua Hira dan Gunung Thor adalah satu dari beberapa gagasan untuk mempromosikan situs-situs bersejarah di Makkah. Pusat informasi akan dikelola oleh Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi. Lulusan universitas-universitas Saudi akan dipekerjakan untuk mengedukasi pengunjung di situs sejarah dan monumen Islam yang disebutnya membantu “melawan takhayul yang datang dari luar negeri.”

Dalam sebuah ceramah pada hari Rabu di Klub Budaya Makkah, Dr. Adnan Al-Sharif, profesor sejarah dan peradaban di Universitas Umm Al-Qura, mengatakan bahwa kota Makkah sangatlah unik. “Umm Al-Qura (ibu dari semua kota) yang disebutkan dalam Alquran dan Hadis, dan memiliki status khusus karena komponen budaya, kemanusiaan dan sejarahnya yang kaya,” katanya. Ia menambahkan bahwa Masjid Agung Makkah, landmark dan arsitektur kota yang khas memiliki peran dalam Visi 2030. “Kota ini bukan hanya tempat untuk ritual keagamaan, namun juga merupakan tambahan yang kaya akan kehidupan ekonomi dan budaya Kerajaan,” katanya.

Menurut Syarif ada tiga jenis sumber sejarah tentang Makkah. Pembicaraan pertama tentang kebajikannya, yang kedua mengeksplorasi sejarah kota, dan yang ketiga membahas orang-orang terkenalnya. Sejarah Makkah menurutunya dibagi menjadi tiga fase: era pra-Islam, era Islam dan era modern. Makkah pentingnya didirikan pada periode Islam, yang meluas sampai akhir era Ottoman. Di era Saudi, kota ini menikmati kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terus berlanjut.