Tampilkan postingan dengan label Makassar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makassar. Tampilkan semua postingan

Mengunjungi Manusia Purba di Leang Petakere


Melancongyuk -  Aktivitas manusia purba saat di zamannya memang sangat menarik untuk diketahui. Banyak orang yang penasaran dengan bagaimana cara manusia purba untuk bertahan hidup di tengah alam yang liar. Bagi yang tertarik dengan kehidupan manusia purba maka harus datang ke Taman Nasional Geopark Maros-Pangkep.

Geopark yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan ini dikenal memiliki taman prasejarah Laeng-leang. Di taman nasional ini terdapat gua-gua prasejarah yang tersebar di perbukitan cadas atau karst dengan beragam jenis peninggalan budaya manusia purba.

Diantaranya berupa gambar yang menghiasi dinding gua, mulai dari cap tangan hingga babi hutan yang konon dibuat oleh manusia purba. Selain itu di beberapa gua juga ditemukan sebaran alat batu maupun sampah dapur yang terdiri atas moluska tawar, payau, dan laut.

Peninggalan arkeologi tersebut menjadi objek kajian yang sangat menarik untuk diteliti guna mengetahui kehidupan manusia pada masa lampau. Beberapa arkeolog bahkan berpendapat bahwa di antara gua-gua tersebut telah didiami sejak 8.000 – 3.000 SM.

Salah satu gua yang diperkirakan dihuni oleh manusia purba adalah Laeng Petakere. Posisi gua ini cukup tinggi sekitar 70m, sehingga kita perlu perjuangan untuk mencapainya. Peninggalan yang ditemukan pada leang ini berupa dua gambar babi rusa dan 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah dan mata panah. (Sportourism)

Nikmati Sensani Ayunan Setinggi 15 Meter di Puncak Makkaroewa Maros


Melancongyuk - Bagi penyuka olah raga ekstrem, datang saja ke puncak Makkaroewa, di Desa Labuaja Kecamatan Cenrana, Maros. Anda bisa menikmati ayuna setinggi 15 meter di atas ketinggian 540 mdpl.

Wisata yang mulai dikenal sejak 2017 lalu berada di wilayah Camba ini hanya berjarak kurang lebih 1500 meter dari Jl Poros Makassar-Maros.

Tempat yang menawarkan wisata alam ini dikelolah oleh sejumlah pemuda Desa Labuaja yang tergabung dalam organisasi kepemudaan Forum labuaja bekerja (Forlab).

Akses menuju puncak Makkaroewa bisa ditempu menggunakan kendaraan roda dua maupun roda. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan melewati rindangnya pohon pinus dengan jalan menanjak.
Untuk memasuki area wisata, pengujung hanya perlu membayar 5000 untuk registrasi dan 2000 untuk parkir.

Di lokasi ini pengujung dapat menikmati hamparan alam dengan pepohonan yang hijau. Selain itu, tempat wisata yang pernah menyabet juara ke 2 Di Sulsel ini juga menyiapkan beberapa spot foto menarik untuk mengabadikan gambar pengunjung.

Salah satu yang banyak diminati pengujung adalah ayunan. Ayunan setinggi kurang lebih 15 meter ini tepat berada pinggir tebing yang tingginya ratusan meter.

Seperti halnya mahasiswi Universitas Muslim Maros (Umma), Ervina Burnama dia mengaku senang dan merasa tertangan untuk mencoba ayunan setinggi kurang lebih 15 meter tersebut.

“Awalnya merasa deg-degan dan merasa tertantang, tapi setelah mencoba alhamdulillah kayak pengen naik lagi,” ujur Vina sapaan akrabnya.

Kesejukan di atas pucak Makkaroewa selalu mengundang untuk didatangi. Sejumlah pejabat pemerintah kabupaten (Pemkab) Maros, sudah berkunjung ke tempat ini.

Dan hampir setiap akhir pekan tempat ini cukup ramai, baik pengujung dari dalam maupun luar negeri sudah datang ketempat ini.

Scottish Highlands Versi Indonesia Berada Di Malino, Sulawesi Selatan


Melancongyuk - Kamu pernah dengan perjanjian Malino? Perjanjian yang mendamaikan pertikaian saudara di Maluku dan di Poso. Malino adalah salah satu kawasan yang berada di wilayah administratif Kabupaten Gowa

Landscape kawasan adalah perkampungan penduduk dan pusat ibukota kecamatan diatas gunung. Secara geografis Malino menghubungkan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai. Karena letaknya yang berada diatas pegunungan, aktivitas warga cenderung ke arah cocok tanam atau bertani. Kontur pegunungan memaksa petani untuk membuat lahan dalam bentuk teras sering, ditambah dengan posisi geografis, Malino tumbuh menjadi kota yang ramai dengan aktivitas penjualan Sayur Mayur yang menyuplai sebagai besar kebutuhan pokok di Gowa dan Makassar.

Kawasan Agrowisata

Sejalan dengan ramainya pedagang yang lalu lalang, Malino tumbuh menjadi kota wisata alam. Saat ini arah wisata malino lebih cenderung ke Agro Wisata yang mengandalkan perkebunan. Di Kawasan terdapat dua jenis wisata kebun yang sangat terkenal, yakni Kebun Teh Malino yang sekarang dikelola oleh pihak swasta dengan menyediakan fasilitas Luxury untuk menikmati sejuknya awan Malino, PT. Malino Highland mengubah bekas perkebunan teh menjadi kawasan wisata terpadu.
Selain wisata alam kebun teh Malino juga terkenal dengan perkebunan Strawberry bermunculan sejalan dengan pencanangan Malino sebagai kawasan wisata terintegrasi. Ada banyak penawaran yang diberikan oleh pemilik kebun dengan harga yang bervariasi. Biasanya dalam harga di hitung perkepala kemudian untuk strawberi yang dipetik ada yang 3 jenis metode pembayaran. Diantaranya adalah dibayar uyntuk setiap satu buah, kemudian ada juga yang dibayar untuk setiap bungkus. Petani disana sudah menyiapkan dua ukuran kemasan, yakni kemasan besar kemudian kemasan kecil.

Kuliner Lokal

Sama dengan daerah di , Malino juga memiliki kuliner khas. Kuliner yang pertama adalah Tenteng, ini makanan khas daerah penghasil gula Aren karena bahannya adalah kacang tanah dan gula merah. Penduduk lokal biasa menyebutnya dengan nama Silverqueen Malino. Kuliner yang kedua adalah Baje, Umumnya baje menyerupai Dodol, namun dibuat lebih berminyak. Jajanan ini adalah warisan budaya malino karena terkenal dapat mengganti energi lebih praktis ketika sedang dalam perjalanan. Kuliner yang ketiga adalah kopi turbuk. Malino terkenal sebagai daerah penghasil kopi arabika, sejenis kopi toraja tetapi ditanam di Malino dan sebagainan daerah Sinjai yang berbatasan dengan Malino. Penduduk lokal mengolah kopi secara tradisional dengan menumbuk biji kopi. Ada yang khas dengan kopi di Malino yakni, Kopi Malino dicampur dengan buah Duji yang menyerupai Pete. Mungkin sebagai orang berpikir ini adalah Kopi Oplosan, Namun kopi dicampur duji ini memiliki cita rasa yang khas.

Kawasan Hutan Pinus

Terletak di daerah pegunungan, Malino juga terkenal dengan kawasan hutan Pinus. Menariknya kawasan hutan pinus ini dikemas dengan berbagai acara, mulai dari Outbound, Menunggang Kuda hingga tempat arena Soft Gun. Jika kamu berkunjung ke Malino, terdapat dua hutan pinus, yang pernah berjarak sekitar 500 meter dari taman makam pahlawan. Di Hutan pinus pertama terdapat wahan outbound pada ketinggian pohon, dikawasan hutan pinus pertama tidak dipungut biaya masuk namun untuk menikmati fasilitas out bond tentunya dikenakan charge. Di Kawasan ini juga terdapat jajanan Dawet khas Malino yang disebut dengan nama Lokal es Cendol.

Pada kawasan hutan pinus yang kedua terletak di setelah 300 meter pasar . Di kawasan ini terdapat lebih banyak fasilitas yang ditawarkan. Untuk tiket masuk dikenakan tarif Rp. 2.000. Didalam terdapat wahana bermain sederhana seperti taman kota. Jika kamu hendak merasakan sensasi menunggang kota, Penduduk lokal menawarkan jasa penunggang kuda. Mengenai harga silahkan kamu tawar menawar, namun biasanya ada tarif flat yang disepakati oleh pengelola.

Spot Wisata di Malino :

* Air Terjun Jodoh (7 km dari ibu kota kecamatan)
* Air Terjun Takapala ( 8 km dari ibu kota kecamatan)
* Kebun Teh (7 km dari Ibu Kota kecamatan)
* Pasar Malino (Pusat Ibu Kota Kecamatan)
* Kebun Strawbery (Disepanjang Jalan Poros)
* Hutan Pinus ( 500 Meter setelah ibu kota kecamatan)
* Tangga Seribu (200 Meter di ibu kota kecamatan)

Pulau Khayangan, Wisata di Makassar dengan Keindahan Tiada Tara


Melancongyuk - Saat mendengar kata khayangan, hal yang terbesit dalam pikiran pasti tidak jauh dari keindahan surga. Di Makassar terdapat satu pulau yang panoramanya benar-benar cantik, loh.Namanya Pulau Khayangan yang terletak berseberangan dengan salah satu objek wisata Kota Daeng, yaitu Pantai Losari. Mau tahu seperti apa tempatnya? Langsung simak ulasannya di bawah ini ya.

Akses Mudah dan Cepat

 
Pulau Khayangan bisa diakses melalui dermaga khusus yang terletak di Jalan Ujung Pandang No. 6. Tarif yang dipatok tidak terlalu mahal, yaitu Rp35.000 bagi orang dewasa dan Rp25.000 untuk anak-anak. Waktu yang ditempuh untuk bisa sampai ke pulau ini hanya sekitar 15 menit menggunakan kapal. Tidak terlalu jauh, kan?

Keindahan Laut dan Pasir Putih yang Memesona

 
Seperti namanya, Pulau Khayangan juga menampilkan eksotisme laut dan pasir putihnya. Ombak yang relatif tenang tidak menjadi halangan untuk beraktifitas di sekitar pantainya. Pada sore hari, kamu bisa bernarsis ria di depan kamera dengan pemandangan sunset yang memukau. Jangan malu-malu untuk berpose layaknya model papan atas.

Fasilitas yang Lengkap Membuat Kamu Betah
 

Tidak hanya laut, kamu juga bisa menikmati berbagai fasilitas seperti penginapan, kolam renang, dermaga, dan kafe. Selain itu, terdapat penyewaan perlengkapan menyelam untuk menikmati pemandangan bawah laut dengan harga yang terjangkau. Beberapa tempat di pulau ini juga menyediakan akses wifi, jadi tak perlu takut mati gaya selama di sini.


Merasakan Makan di Khayangan

 
Piknik di Pulau Khayangan bisa menjadi salah satu opsi kegiatan yang menyenangkan. Tidak ada larangan khusus jika ingin membawa makanan beserta peralatan memasak. Jika tak ingin repot, kamu juga bisa menikmati sajian dari warung-warung makanan yang terdapat di sekitar pulau ini. Harganya pun relatif, tapi tidak bikin kantong jebol, kok.


Pulau ini bisa menjadi salah satu opsi untuk menghabiskan waktu libur di akhir pekan. Datang bersama kerabat ataupun keluarga pastinya akan menyenangkan. Tunggu apa lagi, ayo berkunjung ke Pulau Khayangan.

Penasaran dengan Kafe Jaman Now Viewnya Sunset Losari?


Melancongyuk - Kafe Samudera Ombak merupakan salah satu destinasi wisata baru di kota Anging Mammiri.

Lokasinya berada di Dermaga Khayangan (depan Benteng Rotterdam Makassar). Kafe ini buka setiap hari mulai pukul 04.00 – 02.00 Wita. Live music akan Anda nikmati mulai pukul 21.00 Wita.

Kafe Samudera Ombak sangat pas untuk menikmati keindahan Pantai Losari, apalagi melihat sunsetnya yang menjadi salah satu terindah di dunia. Jika Anda butuh tempat memperoleh inspirasi, kafe ini juga cocok untuk Anda.

Meskipun kafe ini baru akan grand opening di tanggal 28 Januari 2018 mendatang, namun Anda sudah bisa mampir di tempat ini.

“Meskipun kita baru grand opening tanggal 28 nanti, tapi pengunjung sudah banyak yang datang. Antusiasnya cukup bagus,” ujar Reza Ali selaku pemilik Marina Park.

Menu yang disajikan beragam, mulai dari dessert hingga main course berupa Indonesian food maupun international food. Harganya juga lumayan terjangkau dengan view yang seindah ini. Mulai dari Rp 30 – 45 ribu untuk makanan, dan minuman Rp 25 ribu.

Sementara itu, Arung yang merupakan pelayan di kafe ini mengatakan bahwa ada berbagai menu yang ditawarkan. Namun, menu yang paling digemari pengunjung yaitu ayam rica-rica.