Banyuwangi Punya Pantai dengan Hutan Cemara yang Rindang


Salah satu pantai yang wajib dikunjungi saat ke Banyuwangi adalah Pantai Cemara, dengan jarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi.

Tempat ini punya pasir hitam yang bersih, pemandangan indah Selat Bali, dan ribuan pohon cemara udang yang tumbuh subur di sepanjang pantai. Pengunjung akan betah berlama-lama untuk menikmati sejuknya Pantai Cemara yang rindang.

Ribuan pohon Cemara Udang tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya. Pada tahun 2011, nelayan Pantai Pakis Rejo menanam bibit tanaman cemara udang sebanyak 19 ribu bibit di sepanjang pantai yang memiliki luas 10,2 hektar dan garis pantai 2 kilometer.

"Bibitnya kita dapatkan dari bantuan pemerintah, lalu oleh nelayan di sini ditanam di sepanjang pantai. Sampai sekarang masih terus kita tanami di beberapa titik yang masih gundul," jelas Muhyi, ketua Kelompok Usaha Bersama Pantai Rejo, Senin Selasa (8/8/).

Ia bercerita sebelum ditanami pohon cemara udang, pantai yang dulu dikenal Pantai Pakis Rejo tersebut sangat panas dan gersang. Nelayan yang pulang dari melaut kesulitan untuk berteduh karena tidak ada tanaman yang tumbuh. Namun saat ini pemandangan pantai yang kering, gersang, dan panas sudah tergantikan dengan pantai yang rindang dan nyaman.

Karena banyak tanaman cemara yang tumbuh, saat ini Pantai Pakis Rejo dikenal dengan nama Pantai Cemara. Muhyi berkata penanaman cemara laut bukan tanpa kendala. Pada tahun 2015 ada perubahan arus air muara yang mengakibatkan 1.700-an pohon cemara tumbang serta rusak sehingga yang tersisa tinggal 15 ribuan pohon.
Tahun 2017, mereka kembali menanami sekitar seribu bibit cemara laut dan pantai tersebut kemudian menjadi kawasan konservasi hutan cemara. Bibit cemara laut bukan lagi dari bantuan, namun nelayan sudah melakukan pembibitan secara mandiri.

"Saat ini ada ribuan bibit pohon cemara laut yang juga kami bagikan ke beberapa kelompok nelayan di wilayah Banyuwangi yang membutuhkan untuk ditanam di wilayahnya. Bibit itu hasil dari cangkokan para nelayan pada cemara yang ada di sini," jelas Muhyi.

Dengan perkembangan waktu, pantai Cemara menjadi salah satu destinasi wisata yang dipilih oleh wisatawan. Rata-rata per hari minimal 250 orang datang berkunjung. Jumlahnya akan bertambah pada saat hari Minggu atau hari liburyaitu mencapai 2.500 orang per hari.

Pada tahun 2015, nelayan memutuskan membuat zona inti khusus untuk edukasi konservasi pohon cemara seluas empat hektar. Di zona inti tersebut dipagar kayu dan wisatawan yang datang berkunjung dilarang melakukan aktivitas apapun selain trekking di sepanjang pantai melalui sela-sela pohon cemara yang mirip lorong gua.
Zona Inti Hutan
Di zona inti tersebut juga dijadikan zona inti hutan kota. Sementara untuk bersantai dengan menggelar tikar serta makan bersama bisa dilakukan di luar area zona inti yaitu di zona pemanfaatan. Tidak perlu khawatir kelaparan, karena ada 23 warung makanan di sepanjang pantai yang menyediakan aneka makanan dan minuman.

"Zona inti sengaja kita pagar dan kalau mau masuk bayar tiket Rp 2.000 untuk area edukasi, karena kadang-kadang masih ada pengunjung yang bandel. Seperti buang sampah sembarangan atau mematahkan ranting pohon dengan sengaja. Dan sekarang di zona inti tersebut humusnya sudah setebal 2 sentimeter dan tanahnya menjadi sangat subur," jelasnya.

Mereka juga membuat sebuah kolam ikan di wilayah zona inti untuk memanfaatkan lahan. Selain menikmati rindangnya pohon cemara udang, pengunjung jika bisa melihat ratusan tukik atau anak penyu di area konservasi yang ada sejak tahun 2014.

Menurut Muhyi, Pantai Cemara sejak dulu sering dijadikan tempat penyu bertelur. Sejak tahun 2014 oleh para nelayan telur-telur penyu tersebut di pindahkan ke tempat penangkaran dan ditetaskan Jika tidak dipindahkan maka telur-telur penyu tersebut akan dicuri atau dimakan predator.

Ratusan tukik yang ditetaskan oleh nelayan di Pantai Cemara Banyuwangi
Setelah menetas, bayi-bayi penyu yang lucu tersebut dirawat di penampungan yang ada di area Pantai Cemara sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

"Tahun 2017 sampai bulan ini kami menyelamatkan hampir 80-an sarang penyu jenis lekang dan rata-rata satu sarang berisi 100-an lebih telur," jelasnya.

Ratusan tukik yan dirawat oleh nelayan setiap harinya diberi makanan cacahan daging ikan atau kerang. Muhyi mengaku banyak wisatawan yang tertarik datang, khususnya anak-anak sekolah, untuk melihat tukik.

"Banyak yang datang dan belajar. Melihat tukik menjadi pengalaman baru bagi mereka," kata Muhyi.

Agar tidak mengganggu penyu yang akan naik dan bertelur di Pantai Cemara, Muhyi memberikan batasan waktu bagi pengunjung yang kemping yaitu pukul 21.00 WIB. Setelah itu, mereka dilarang melakukan aktivitas api unggun dan mengeluarkan bunyi-bunyian yang keras agar tidak menggangu penyu yang akan bertelur. Selain itu ada area khusus yang digunakan untuk kemping agar mudah untuk melakukan pengawasan.
"Setiap malam ada beberapa nelayan yang patroli di sepanjang pantai, termasuk mengawasi penyu yang sedang bertelur," jelasnya.

Tertarik untuk berkunjung ke Pantai Cemara Banyuwangi? Anda cukup membayar parkir motor Rp 2.000 per motor dan tiket masuk Rp 2.000 per orang. Anda juga bisa menyewa tikar dan bersantai di bawah pohon cemara yang rindang sambil menikmati segarnya es kelapa muda bersama kerabat dan keluarga.

Anda bisa juga ikut mencangkok dan menanam pohon cemara laut bersama para nelayan serta melepasliarkan tukik yang lucu di lautan lepas.

Related Posts

Banyuwangi Punya Pantai dengan Hutan Cemara yang Rindang
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.