Tampilkan postingan dengan label Singapura. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Singapura. Tampilkan semua postingan

Kampong Glam, Destinasi Wisata yang Kental Dengan Budaya Melayu

Kampong Glam, di Singapura (Foto: visitsingapore.com)
Melancongyuk - Selain Geylang Serai Bazaar, adapun destinasi wisata di Singapura yang menjadi tujuan berlibur saat Lebaran yakni di Kampong Glam. Di sana, wisatawan bisa berkunjung ke berbagai bangunan yang besejarah, merasakan tradisi yang masih berkembang di sana, menikmati kuliner lezat di restoran hingga mengunjungi pertokoan.

"Selain Geylang Serai Bazaar, Kampong Glam menjadi salah satu tujuan wisatawan Muslim saat libur Lebaran. Karena, Kampong Glam merupakan destinasi yang menjadi pusat budaya Melayu," ujar Raymond Lim, Area Director Singapore Tourism Board (STB) kepada Industry.co.id, saat dijumpai di Madagaskar, Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Jika kamu berkunjung ke Kampong Glam, di sini semua tersedia mulai dari utik-butik unik sampai toko-toko yang menjual barang-barang tradisional, Kampong Glam adalah tempat surga para pecinta belanja.

Selain itu, di lokasi tersebut terdapat Masjid Sultan, Istana Kampung Glam, Taman Warisan Melayu dan perkampungan tradisional Melayu Kampung Glam yang merupakan lokasi menarik yang menyimpan 1.000 rahasia khazanah sejarah awal pembentukan Singapura.

Saat ini, tanah 'Istana' menjadi rumah bagi Pusat Warisan Melayu, di mana Anda dapat mempelajari dengan lebih baik sejarah dan kebudayaan Melayu. Kamu akan menyukai hidangan khas melayu di sini seperti nasi padang dan kuih ('kue-kue') sampai dengan makanan Timur Tengah, Jepang, Swedia, dan bahkan Meksiko

Serunya Liburan Sambil jadi Detektif dan Pelaut Cilik di S.E.A Aquarium


Melancongyuk - Liburan ke mana Lebaran dan kenaikan kelas? Sebagai orangtua, Anda sudah harus memikirkan destinasi liburan yang mengajak anak bersenang-senang, mendapatkan pengalaman yang tak akan terlupakan, dan edukasi baru.

Mengambil momen liburan Lebaran dan kenaikan kelas, South East Asia Aquarium (S.E.A Aquarium) di Resort World Sentosa, salah satu akuarium terbesar di dunia meluncurkan Ocean Fest! mulai 25 Mei sampai 24 Juni 2018.

Selain bisa mengagumi 100.000 hewan laut dari 10.000 spesies, si kecil bisa belajar menjadi detektif untuk melawan kejahatan terhadap kehidupan laut, seperti polusi, dan limbah plastik. Pada akhir petualangan di rumah terbesar untuk 50 ragam habitat serta 80 spesies yang hampir punah ini, para investigator kecil akan mendapat semua jawaban dari kasus yang dipecahkan.

Instalasi Menggugah Pikiran

Anda akan terpukau dengan berbagai instalasi seni yang menggugah pikiran dengan judul Life in Plastic. Yang didesain agar pengunjung merasakan bagaimana hewan laut sering dikepung oleh sampah laut.

Salah satu instalasi yang dipasang di pintu masuk adalah ikan hiu colorful yang ternyata dibuat dari sisa karet sneakers. Atau instalasi pembedahan perut hiu yang dipenuhi sampah plastik, dari botol, jala, dan lainnya.


Si kecil juga bisa melihat sampah plastik dari perut hewan lewat microbead mini di Ocean Lab. Zona interaktif ini mengajarkan anak-anak untuk mempelajari berbagai bukti dan mengidentifikasi tindak kejahatan dengan tindakan sederhana. Salah satunya seperti menolak penggunaan sedotan plastik.

Sepanjang tur, Anda diajak menikmati perjalanan bawah laut yang indah. Salah satu primadonanya adalah Open Ocean Habit yang menyediakan satu jendela untuk melihat laut terbesar di planet bumi. Dengan panel menjulang dari lantai hingga ke langit-langit dengan panjang 36 m dan tinggi 8,3 m.

Primadona S.E.A Aquarium

Salah satu panel terfavorit kami adalah Sea Jellies atau galeri ubur-ubur laut yang dikemas dengan teknik pencahayaan khusus. Ada enam spesies ubur-ubur yang berhasil dikembangbiakkan , termasuk ubur-ubur bulan dan white spotted jelly. Mereka menjadi jenis ubur-ubur terpopuler dan tempat instagramable bagi para penggemar fotografi.

Selain itu ada juga Shipwreck Habitat yang mensimulasikan bagaimana bangkai kapal menjadi habitat laut. Atau Shark Seas yang menjadi rumah bagi 100 hiu dari 12 spesies.

Sementara itu Coral Garden, habitat berbentuk silinder ini memamerkan terumbu karang warna-warni dengan 5.000 ikan dari 110 spesies.

Tidur di dalam Laut


Kami juga berkesempatan melihat Ocean Suite, kamar mewah yang berlokasi di dalam akuarium. Terdiri dari 11 suite eksklusif yang didesain seperti townhouse dua lantai mewah.

Saat kami melongok Ocean Suite, awalnya memang terlihat menegangkan. Karena jendela besar sudah terpampang di depan kasur.

Namun, beberapa hewan laut seperti ikan pari cukup ramah menyambut kami dengan berseliweran dan seolah memberi senyuman. Karena ikan pari dikenal memiliki wajah seperti manusia. Jadi, sudah siap liburan di S.E.A Aquarium?

Terdapat promo khusus untuk pengunjung dari Indonesia. S.E.A Aquarium dan Maritime Experimental Museum bundel seharga 41 Dolar Singapura.

Maritime Experimental Museum menyajikan sejarah petualangan Maritime Silk Route. Salah satu yang terfavorit adalah menikmati pengalaman multi-sensoris di Typhoon Theater yang mensimulaskan tenggelamnya kapal dalam badai berbahaya.

Clarke Quay, Wisata Malam yang Hits di Singapura


Melancongyuk -  Berbagai negara memiliki destinasi unggulan yang biasa di datangi oleh wisatawan, namun hanya beberapa negara yang menyajikan wisata di malam hari. Nah salah satu negara yang asik untuk dijadikan tempat menghabiskan waktu di malam hari adalah Singapura.

Ada banyak tempat yang bisa Anda datangi untuk nongkrong atau bersantai sendiri atau bersama teman-teman yang ingin menikmati keindahan Singapore pada saat malam tiba.

Kawasan yang penuh dengan sejarah seperti Clarke Quay bisa jadi rekomendasi bagi Anda yang ingin menikmati waktu santai selama di Singapore.

Kalangan masyarakat lokal dan juga wisatawan tahu betul dengan lokasi nongkrong malam hari di Singapore ini sebab namanya sangat terkenal dan populer, Clarke Quay.

Sejarahnya dulu kawasan Clarke Quay ini adalah sebuah pelabuhan dan juga jadi pusat perdagangan pada waktu kolonial Inggris di Singapore. Letaknya yang sangat strategis menjadikan lokasi ini sangat populer di kalangan pedagang-pedagang.

Clarke Quay berada di alamat 3 River Valley Road, tepatnya di pinggir sungai Singapura. Saat malam tiba, geliat wisata malam pun mulai nampak.

Bar, pub dan restoran akan mulai merapikan meja dan menyalakan lampu-lampu menarik di sekitar gerai. Payung-payung di sepanjang jalan juga mulai diterangi dengan lampu berwarna-warni.

Musik dari dalam bar akan mulai beradu, ada yang live ada juga yang hanya menggunakan playlist artis ternama. Pohon-pohon yang ada diberi lampu hias dan mempercantik suasana. Kerlap-kerlipnya seakan mengikuti irama dari musik sekitar.

Kawasan Clarke Quay berada persis di seberang pusat perbelanjaan Clarke Quay. Kawasan ini melingkar dengan titik tengah yang ditandai dengan taman air mancur yang cantik banget.

Semakin malam, kawasan ini akan semakin ramai. Di sinilah orang-orang lokal biasa untuk menghilangkan penat seusai beraktifitas seharian. Bisa dibilang, ini tempat nongkrongnya Singapura. Nah, jika Anda dalam waktu dekat ingin berlibur ke Singapura, wajib mampir dan mendatangi obyek wisata mala mini. (Sportourism)

Haw Par Villa, Taman Hiburan yang Bikin Anak-Anak Bermimpi Buruk


Melancongyuk - Taman hiburan dibangun agar pengunjungnya merasa senang dan ceria. Tapi beda halnya dengan Haw Par Villa, sebuah taman hiburan di Singapura yang penuh dengan patung mengerikan dari mitologi dan cerita rakyat Tionghoa.

Kehadiran taman hiburan yang dikabarkan sebagai salah satu gerbang neraka ini telah membuat anak-anak Singapura bermimpi buruk selama bertahun-tahun.

Haw Par Villa dibangun pada tahun 1937 berdasarkan mitologi dan cerita rakyat Tionghoa yang berdasar ajaran Taoisme, Kongfusianisme dan Buddha. Terdiri dari patung-patung yang menggambarkan kisah kera sakti mencari kitab suci ke barat dan legenda ular putih. Tapi sebagian besar patung disini menceritakan 10 pengadilan di neraka secara terang-terangan.

Patung-patung yang terbuat dari lilin ini menceritakan kejadian-kejadian menyeramkan yang akan dialami manusia berdosa di neraka. Patung dipahat dengan sangat menyeramkan. Misalnya saja patung seseorang yang tubuhnya berdarah karena ditusuk kayu berduri, atau orang-orang yang ditanam di dalam tanah dan hanya terlihat kepalanya.

Tak cuma itu, ada patung beberapa orang yang dirantai ke sebuah tiang raksasa sementara petugas neraka menarik ususnya keluar! Ngeri banget... Kehadiran patung mengerikan ini untuk menggambarkan siksaan yang akan dijalani di neraka karena curang saat ujian.


Tak cuma kisah penyiksaan di neraka yang membuat pengunjung ketakutan. Ekspresi ngeri dan kesakitan para manusia di patung serta hadirnya darah dan organ tubuh manusia membuat banyak orang merasa horor. Ada juga patung mengerikan dimana seorang nenek menghisap payudara seorang perempuan lainnya.

Pada tahun 1970an dan 1980an Haw Par Villa sering dikunjungi rombongan anak sekolah. Hal ini yang menyebabkan anak-anak Singapura banyak yang bermimpi buruk sekembalinya dari sana.

Kejadian ini terulang selama beberapa generasi. Warga menjadi semakin merasa ngeri dengan kehadiran taman hiburan ini karena sering mendengar suara jeritan manusia dari dalam taman saat malam hari.

Kabarnya hal itu terjadi karena jeritan itu berasal dari manusia asli yang dipaksa dijadikan patung di Haw Par Villa. Cerita lainnya menyebutkan jeritan berasal dari neraka sungguhan dan bisa didengar karena Haw Par Villa sesungguhnya salah satu gerbang neraka.

Misteri Haw Par Villa membuat taman hiburan ini tak ramai lagi meski bisa dimasuki dengan gratis. Dibangun oleh kakak beradik Aw yang juga menciptakan balsem cap Tiger, Haw Par Villa juga dikenal sebagai taman Tiger Balm. Haw Par Villa yang berada di bukit Pasir Panjang berada dekat dengan MRT Haw Par Villa. (Okezone)

Kelap-Kelip Keindahan Warna-Warni di I Light Marina Bay 2018


Melancongyuk - Keindahan Marina Bay, di Singapura akan dilengkapi dengan lampu-lampu yang berwarna-warni yang akan menerangi Singapura pada tanggal 9 Maret hingga 1 April 2018. Festival yang disebut I Light Marina Bay 2018 ini untuk ke enam kalinya diselenggarakan.

Dikutip dari channelnewsasia, Sabtu (10/3/2018), ada 22 karya seni dari 14 negara yang ditampilkan seperti seni plastik oleh seni kolektif Spanyol Luzinterruptus, yang akan dipasang di bawah Jembatan Esplanade. Ini akan terdiri dari 20 ribu botol daur ulang, yang akan digabungkan untuk membentuk barisan panel berputar yang bisa digunakan masyarakat untuk berjalan.

Karya-karya internasional lainnya termasuk Whareatua, yaitu serangkaian jamur raksasa bercahaya oleh seniman Selandia Baru Jamie Boynton, dan Octopoda, lalu karya gurita seperti amigo Australia dan amigo yang menampilkan delapan tentakel.

Di antara karya-karya homegrown tersebut ada enam pasang sapi yang terbuat dari botol susu plastik, dan enam karya siswa dari Nanyang Polytechnic, Nanyang Technological University, Raffles College of Higher Education, School of The Arts dan LASALLE Perguruan Tinggi Seni.

"I Light Marina Bay 2018 telah berkembang menjadi salah satu acara populer di Singapura, dengan mengumpulkan orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan membawa semangat yang lebih besar ke wilayah tersebut," kata Jason Chen, Direktur Festival dan Direktur Manajemen Lahan URA.

Tahun ini, festival ini juga akan memiliki empat festival, termasuk Bar ILLUMI yang baru, sebuah ruang makan pop-up dengan perabotan yang terbuat dari tangki plastik yang dapat digunakan kembali. Lalu, termasuk kembalinya Art-Zoo Inflatable Park yang populer, ramah keluarga dan taman gaya hidup urban GastroBeats, serta Prudential Marina Bay Carnival yang sedang berlangsung.

Di antara program festival non-seni lainnya adalah ILLUMI Fest Run, sebuah "pesta lari" yang melibatkan peserta yang berjalan melalui zona yang berbeda sambil disiram dengan "air bercahaya". Ini akan diadakan pada tanggal 31 Maret. (Industry)

Masjid Sultan, Terbesar dan Tertua di Singapura

 
Masjid Sultan di Kampung Glam adalah tempat sujud kedua yang dibangun di Republik Singapura. Desainnya megah dan mewah. Keindahan arsitekturnya membuat masjid ini pada tahun lalu mendapatkan penghargaan dari Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) atas keberhasilannya menarik wisatawan mancanegara.

Penghargaan itu tak berlebihan. Bila melihat desainnya, masjid yang dibangun empat tahun setelah berdirinya Masjid Omar Kampung Malaka 1924 ini kaya dengan seni arsitektur. Di tangan sang arsitek Denis Santry, masjid ini menjadi bangunan menawan dengan gaya Sarasenik atau gaya gotik Mughal lengkap dengan menara menggantikan masjid lama yang berarsitektur Indonesia. Ada banyak menara terpasang di sana.

Jika dilihat dari posisinya, selain sebagai hiasan utama pada bagian eksterior masjid, menara-menara dengan berbagai ukuran ini menjadi penguat bangunan. Hal itu terlihat dari badan menaranya yang tembus dan menyatu dengan badan bangunan utama masjid. Menara utama yang lebih besar ukurannya ditempatkan pada bagian paling pinggir. Sementara, ukuran menara yang dua kali lebih kecil ditempatkan dengan posisi memagari badan masjid.

Untuk mempercantik tampilan menara yang berfungsi sebagai paku bumi ini, ujungnya dilancipkan dan pinggirannya diberi anak pagar dengan bentuk kepingan.Untuk menyempurnakan tampilannya, menara-menara ini diberi tiga corak warna:cokelat muda, merah bata, dan hitam.

Warna cokelat hampir menutupi setiap badan menara, sementara warna merah bata atau jingga dan hitam digunakan pada ba gian-bagian kecil yang terdapat pada eksterior masjid. Selain pada bagian eksterior masjid yang mengadopasi gaya Mughal, bagian interior pun menampilkan hal yang sama.

Pilar-pilar setengah lingkaran tertanam di ruang utama masjid yang membentuk sekat ruangan utama dengan luas sekitar 2.000 meter persegi. Meski demikian, tiang- tiang penyangga yang bentuknya saling menyambung ini tidak membuat ruangan utama sempit karena total luas keseluruhan masjid ini sekitar 4.109 meter persegi.

Dari sekian banyak warna yang terdapat pada bagian dalam masjid, warna yang paling berkesan ada pada mihrabnya yang berbalut warna hijau muda dengan aksen warna emas di bagian-bagian ornamen.

Sebelum berdiri megah seperti sekarang ini, masjid yang mampu menampung 5.000 jamah ini memiliki arsitektur Jawa dengan bentuk atap limas bersusun tiga. Faktor inilah yang membuat masjid yang struktur awalnya dibangun oleh masyarakat pedagang Muslim Jawa pada 1826 ini memiliki ikatan sejarah kuat dengan Indonesia.

Meski telah direnovasi dan menjadi destinasi wisata unik Singapura, nama- nama klasik di sekitar masjid masih dipertahankan, seperti Jalan Kandahar, Baghdad, Arab, dan Bussorah Street, yang diabadikan sebagai bagian sejarah Singapura. Kendati diapit oleh bangunan raksasa dan modern, seperti Parkview Square, Golden Landmark Hotel, Raffles Hospital, Bugis Junction, dan Hotel Inter-Continental, masjid ini tetap mampu mempertahankan auranya sebagai salah satu pusat Islam.

Masjid Sultan Singpaura mendapatkan pengakuan pemerintah Republik Singapura pada 14 Maret 1975 sebagai aset nasional. Status dan pengelolaannya dipegang oleh MUIS.