Mengenang Perjuangan Syuhada di Masjid Khandaq


Kompleks bangunan masjid itu awalnya lebih dikenal dengan Masjid Tujuh (Sab'ah). Terletak di kaki bukit Sala', Madinah. Berjarak sekitar tiga kilometer dari Masjid Nabawi.

Berdiri megah dengan dua menara kembar, warna putih mendominasi bangunan utama masjid. Sepintas tidak ada yang menonjol. Seperti bangunan masjid umumnya di Madinah, desain sudut-sudut tegas menjadi cirinya.


 Pintu masuk utama untuk jemaah pria berbentuk gerbang yang didominasi bentuk segi empat. Empat tiang bulat menyangga, masing-masing dua di kanan dan kiri.

Meski sederhana, ornamen yang persis menghiasi bagian atas gerbang menambah aksen anggun masjid. Berbentuk melengkung mirip kubah masjid.

Sebelum masuk gerbang ini, jemaah terlebih dahulu melalui pintu pagar besi setinggi lebih dua meter. Terbuka lebar dengan desain minimalis yang klasik.

Memasuki bagian dalam masjid, kesan anggun makin terlihat. Tiang-tiang penyangga masjid terkesan kokoh, dengan detail sederhana, namun artistik. 

Bagian salat untuk pria juga dipisahkan dengan perempuan. Kebersihan masjid sangat terjaga, mulai dari toilet, tempat wudu hingga di pelataran masjid. Sejumlah petugas kebersihan juga ditempatkan di sekitar area masjid.

Lokasi parkir juga cukup dekat dengan bangunan utama masjid. Tampak beberapa bus terparkir di area yang cukup luas.

Bagi jemaah yang ingin membawa kenang-kenangan setelah berkunjung di masjid ini, di sekitar lokasi parkir juga tersedia toko suvenir. Berbagai koleksi dijajakan, dari sajadah, parfum, hingga kurma.

Menurut sejarahnya, masjid ini dibangun untuk mengenang dan menghormati jasa syuhada serta pejuang saat Perang Khandaq.

Saat itu, atas saran Salman Al-Farisi, Rasulullah SAW dan para sahabatnya membuat parit (khandaq) sebagai benteng pertahanan dari kepungan kelompok Yahudi, di antaranya Bani Nadir dan Bani Ghathfan. Lawan yang harus diadang saat itu sekitar 10.000 jiwa.

Parit sepanjang 5,5 kilometer yang dibikin berkedalaman 3,2 meter dan lebar 4,6 meter. Penggalian parit rampung selama 90 hari, dan dibangun tujuh pos. Pos-pos tersebut, yang menurut beberapa sumber, digunakan untuk salat tujuh sahabat Rasulullah.

Lantas, untuk menghormati pengorbanan para sahabat itu, dibangun masjid-masjid yang ukurannya tidak terlalu besar. Bahkan, lebih mirip pos keamanan.

Karena awalnya ada tujuh masjid yang dibangun, maka dinamakan Masjid Tujuh (Sab'ah). Yakni, Masjid Al-Fath, Masjid Salman Al-Farisi, Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq, Masjid Umar bin Khattab, Masjid Utsman bin Affan, Masjid Ali bin Abi Thalib, dan Masjid Fathimah Az-Zahra.

Dari ketujuh masjid itu, Masjid Al-Fath memiliki peran mulia, karena di masjid yang dibangun pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz itu, Rasulullah SAW memimpin kaum Muslimin menghadapi pasukan Quraisy. Rasulullah berdoa selama tiga hari berturut-turut hingga Allah mengabulkan doa-doanya.

Namun, kini, untuk kepentingan perluasan kawasan kota, beberapa masjid terkena penggusuran oleh Pemerintah Arab Saudi. Tersisa kini lima masjid, sehingga kemudian dinamakan pula Masjid Khamsah (Masjid Lima). Beberapa orang juga menyebutnya dengan Masjid Khandaq.

Related Posts

Mengenang Perjuangan Syuhada di Masjid Khandaq
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.